CEO Vaksin Pfizer Bilang Keampuhan Vaksinnya Menurun Jadi 84 Persen, Perlu Suntikan Ketiga?

- 6 Agustus 2021, 08:15 WIB
Ilustrasi. Meski pandemi belum berakhir, vaksin Pfizer dan Moderna memutuskan untuk naikkan harga khusus negara Uni Eropa.
Ilustrasi. Meski pandemi belum berakhir, vaksin Pfizer dan Moderna memutuskan untuk naikkan harga khusus negara Uni Eropa. /Pexels/Artem-Podrez

Baca Juga: Kisruh Data Stok Vaksin di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo: Stok Terus Ditambah

Namun, data penelitian Israel menunjukkan vaksin dua dosis masih efektif 88 persen mencegah orang dirawat inap dan 91 persen mencegah sakit parah.

Sementara itu Dr Christina Zhang dari MiDoctor Urgent Care mengungkapkan bahwa hasil penelitian di Israel masih penelitian awal dan belum dilakukan penilaian oleh rekan sejawat (peer review) dan ada beberapa faktor yang belum terjawab dari studi tersebut.

"Kita belum tahu apakah perbedaan hasil penelitian ini dilihat dari sejumlah faktor misalnya populasi dimana sampel diampil. Usia dan faktor penyakit bawaan atau komorbid juga punya peran penting. Efektivitas Pfizer terhadap varian Delta juga tergantung pada perilaku manusianya. Seberapa patuh mereka melakukan jaga jarak dan memakai masker?" demikian penuturan dokter gawan darurat ini lewat wawancara oleh Media Magelang secara tertulis pada 6 Agustus 2021.

Pakar penyakit menular dari TeleMed2U Dr Javeed Siddiqui, MD, MPH dalan wawancara tertulis dengan Media Magelang mengungkapkan bahwa masalah perbedaan hasil studi ini menjadi hal yang penting yang akan menentukan apakah ke depan bakal perlu suntikan ketiga.

."Bulan Mei,para ahli dari Inggris memaparkan data Pfizer-BioNTech punya efektivitas 88 persen melindungi gejala akibat varian Delta. Lalu di Juni, data dari Skotlandia menyimpulkan vaksin ini 79 persen efektif menangkal varian Delta. Selain itu, peneliti Kanada Juli lalu memaparkan data bahwa vaksin ini 87 persen ampun terhadap varian Delta. Mengenai hasil penelitian berbeda. kami perlu menelaan lebih lanjut perbedaan data dari Israel,"ujarnya.

Apakah booster diperlukan?

Baik Dr Christina Zhang dan Dr Javeed Siddiqui mengungkapkan bahwa perlu atau tidaknya suntikan ketiga masih butuh kajian lebih lanjut.

"Apakah booster diperlukan atau tidak tergantung dari hasil uji klinis yang tengah berlangsung," ujar Dr Christina Zhang.

Sementara Dr. Javeen Siddiqui mengungkapkan bahwa perlu tidaknya suntikan ketiga adalah pertanyaan yang terbuka terhadap segala jawaban.

Halaman:

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah