Mengenal Tanah Bancolono dalam Prosesi Penyatuan Air dan Tanah di Ibu Kota Nusantara

- 14 Maret 2022, 10:47 WIB
Prosesi penyatuan tanah dan air di ibu kota baru, Nusantara.
Prosesi penyatuan tanah dan air di ibu kota baru, Nusantara. /Sekretariat Presiden

Media Magelang - Prosesi penyatuan air dan tanah tengah dilakukan Presiden Jokowi di ibu kota baru Indonesia, Nusantara, Kalimantan Timur, hari ini Senin 14 Maret 2022.

Salah satu tanah yang dibawa dalam prosesi penyatuan air dan tanah tersebut adalah tanah Bancolono.

Adapun tanah Bancolono ini dibawa dari pertapaan Bancolono di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Jawa Tengah.

Bersama dengan tanah dan air dari daerah lain di seluruh Indonesia, tanah Bancolono disatukan dalam prosesi penyatuan air dan tanah.

Baca Juga: Cara Pasang Set Top Box ke TV Tabung atau Analog Agar Bisa Nonton Siaran Digital

Mengenal Tanah Bancolono

Pertapaan Bancolono merupakan tempat keramat yang diyakini sudah ada sejak abad 11 masehi.

Letaknya di ketinggian 1.300 mdpl di lereng Gunung Lawu. Di pertapaan itu, terdapat dua sumber mata air yang disakralkan yakni Sendang Lanang (lelaki) dan Sendang Wedok (perempuan).

Masyarakat Jawa meyakini, kekeramatan sebuah gunung bergantung seberapa banyak dia mengandung mata air.

Sementara itu, Gunung Lawu merupakan salah satu gunung dengan mata air yang terbanyak. Maka tidak heran jika banyak tokoh dari era kerajaan hingga kini melakukan samadi atau menenangkan pikir dan hati di sana.

Baca Juga: MUI Tak Lagi Terbitkan Label Halal dan Kini Diurus Kemenag, Begini Cara Urusnya

Pada hari-hari tertentu, pertapaan Bancolono ini sangat banyak pengunjungnya.

Namun banyaknya orang yang berdatangan, sama sekali tidak mengundang keriuhan.

Semua sudah paham, apa yang mesti dilakukan di sana. Kehadiran banyak orang itulah yang memperbesar energi yang ada di pertapaan itu.

Sebagian besar raja-raja di Tanah Jawa diyakini memanfaatkan air di sendang itu sebagai alat bersuci sebelum melakukan ritual atau kegiatan-kegiatan sakral kerajaan.

Keberadaannya sampai sekarang masih sangat terjaga. Karena juga jadi salah satu sumber mata air inti di Gunung Lawu.

Bahkan dalam sebuah Riwayat diceritakan, raja terakhir Majapahit memilih menenangkan diri di pertapaan Bancolono.

Hal tersebut juga diperkuat dengan keberadaan tiga candi yang dibangun di mas-masa akhir kejayaan kerajaan itu. Yakni Candi Sukuh, Candi Cetho dan Candi Kethek.

Candi-candi tersebut dibangun memang dalam rangka untuk meruwat negara. Keberadaan tiga candi tersebut melengkapi keberadaan pertapaan sebagai proses pemurnian jiwa dan pikiran.

Dan saat ini, air dari sendang di pertapaan Bancolono akan menyatu dengan air-air keramat dari berbagai daerah di Indonesia, saling bersatu dan bertukar energi positif di tanah Nusantara, Ibu Kota Negara Indonesia.***

Editor: Dinda Silviana Dewi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah