Ganjar Pranowo Minta Pemda di Selatan Jateng Identifikasi Desa Potensi Terdampak Tsunami dan Destana

- 28 Desember 2020, 13:47 WIB
Ganjar Pranowo saat menghadiri Potensi Risiko Tsunami Selatan Jawa dan Diskusi Rencana Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten Cilacap, di kantornya, Senin 28 Desember 2020.
Ganjar Pranowo saat menghadiri Potensi Risiko Tsunami Selatan Jawa dan Diskusi Rencana Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten Cilacap, di kantornya, Senin 28 Desember 2020. /Dok Humas Jateng

Media Magelang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah daerah yang ada di wilayah selatan Jawa Tengah (Jateng) untuk memetakan daerah yang berpotensi terdampak tsunami. Tak hanya itu, ia juga mengimbau daerah tersebut untuk didorong menjadi Desa Tangguh Bencana (Destana).

Ganjar Pranowo menyampaikan hal ini usai menghadiri paparan Potensi Risiko Tsunami Selatan Jawa dan Diskusi Rencana Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten Cilacap, di kantornya, Senin 28 Desember 2020.

Tak hanya Ganjar Pranowo, acara ini juga dihadiri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin, Forkopimda Jateng, para ahli dari Pusat Studi Gempa Nasional, hingga perwakilan BPBD dari daerah di Selatan Jawa Tengah.

Baca Juga: Tersangka Pengrusak Kaca Dan Pengambil Jenazah Covid-19 di RSUD Brebes Sudah Diamankan Polres

“Potensi itu ternyata luarbiasa di wilayah selatan, nah dari cerita potensi megathrust yang di selatan itu, ternyata bisa kita simulasikan,” kata Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo menjelaskan, simulasi dapat dilakukan dengan dua cara yakni pemetaan area yang terkena megathrust. Ganjar Pranowo kemudian mencontohkan wilayah Cilacap yang telah mengidentifikasi 55 desa rawan terdampak tsunami.

“Maka kita akan identifikasi seluruh desa yang ada di wilayah selatan untuk kita siapkan semua harus menjadi desa tangguh bencana,” kata Ganjar Pranowo.

Baca Juga: 5 Tips Cara Orang Tua Mendidik Anak Supaya Dapat Membantunya Mandiri Sejak Kecil, Apa Sajakah?

Di sisi lain, Ganjar Pranowo juga mencatat saran yang diberikan oleh para ahli dari ITB yakni untuk menerapkan green belt.

Maka, lanjut Ganjar Pranowo, pihaknya akan mendorong Pemda di wilayah potensi terdampak tsunami untuk menanam bibit pohon tertentu yang dapat mengurangi dampak tsunami.

“Tadi disampaikan agar kita menyiapkan greenbelt dengan tanam pandan laut yang bisa dipkai sebagai front line,” ujarnya.

Baca Juga: Cara Mengecek Pendaftaran BLT UMKM Rp2,4 Juta Dari Kemensos Cair Atau Tidak

Ganjar Pranowo mengatakan, beberapa daerah yang diidentifikasi berpotensi terdampak tsunami namun tak memiliki dataran tinggi juga akan didorong untuk membuat area penyelamatan artifisial atau buatan.

“Kita perlu mengidentifikasi beberapa daerah untuk membuat rescue-rescue area dan building. Bisa bangunan atau semacam bukit yang secara artificial itu bisa dibuat sehingga orang nanti bisa lari (ke sana) menyelamatkan (diri),” tegas Ganjar Pranowo.

Sebagai informasi, bulan September lalu hasil riset para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Jawa viral dan ramai diperbincangkan masyarakat.

Baca Juga: Jajaran Idol Ini Jadi Artis Paling Laring Sepanjang 2020 di Jepang: Posisi Arashi, BTS hingga TWICE

Hasil riset yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report pada (17/9/2020), tersebut dianggap mengkhawatirkan jika benar-benar terjadi nantinya.

Ganjar Pranowo dalam beberapa kesempatan juga memastikan bahwa potensi ini harus dihadapi dan proses mitigasi terus dilakukan oleh pihaknya.***

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: Rilis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah