Sejarah Gempa Salatiga, Dilewati Sesar Aktif dan Penah Diikuti Bunyi Gemuruh

- 23 Oktober 2021, 18:24 WIB
Salatiga-Ambarawa Diguncang Gempa Sebanyak 14 Kali dalam Sehari, Begini Penjelasan Lengkap BMKG.
Salatiga-Ambarawa Diguncang Gempa Sebanyak 14 Kali dalam Sehari, Begini Penjelasan Lengkap BMKG. /Pixabay

Media Magelang - Salatiga diguncang gempa hingga 14 kali dalam sehari membuat masyarakat bertanya tentang sejarah gempa di daerah tersebut.

Tak banyak yang tahu gempa Salatiga ternyata pernah terjadi sebelumnya dan tercatara dalam sejarah.

Beberapa sesar yang terdapat di lokasi tersebut disebut sebagai penyebab terjadinya gempa salatiga baik pada hari ini maupun kejadian sebelumnya.

Baca Juga: Salatiga Diguncang 14 Gempa Susulan Hari Ini, Berikut Daftar Gempa Besar yang Pernah Melanda Salatiga

Sementara kabar gempa susulan hari ini disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi gempa bumi dan Tsunami BMKG Pusat, Daryono, melalui akun Twitter pribadi miliknya.

"Hasil monitoring BMKG hingga pukul 10.30 WIB sudah tercatat 14 kali gempa di Banyubiru-Ambarawa-Salatiga," tulis Daryono pada akun Twitternya, @DaryonoBMKG.

Daryono juga membuka fakta sejarah terkait kejadian gempa kuat dan merusak yang pernah terjadi di Jawa Tengah, khususnya di sekitar Salatiga.

Baca Juga: Gempa Terkini Kembali Guncang Salatiga Hingga 14 Kali, Berikut Analisis BMKG

Diketahui wilayah Salatiga memang dilalui sesar aktif, yaitu Sesar Merapi Merbabu dan Sesar Rawa Pening.

Jika salah satu atau kedua sesar tersebut bergerak maka akan timbul guncangan yang sering disebut dengan gempa bumi.

Menurut penjelasan Daryono, ada bebesapa gempa yang terjadi cukup kuat dan menimbulkan kerusakan sejak tahun 1849.

Gempa tersebut diketahui  terjadi di wilayah Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa.

Berikut adalah catatan sejarah gempa kuat yang pernah merusak Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa:

1) Gempa 24 September 1849, yang mengguncang wilayah Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.

2. Gempa 17 Juli 1865, mengguncang wilayah Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran. Gempa ini setidaknya menyebabkan tembok rumah retak.

3. Gempa 22 Oktober 1865, mengguncang wilayah Semarang, Ungaran, dan Ambarawa.

Gempa pada saat itu juga mengalami gempa susulan pada esok hari berikutnya, yaitu pada 23 Oktober 1865 yang diikuti oleh gemuruh.

4. Gempa 22 April 1866, mengguncang wilayah Ungaran dan Ambarawa. Gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan terutama pada tembok rumah.

5. Gempa 10 Oktober 1872, mengguncang wilayah Salatiga, Ambarawa dan Ungaran. Kerusakan yang ditimbulkan masih berupa bangunan tembok rumah yang rusak.

6. Gempa 17 Februari 2014, mengguncang wilayah desa Sumogawe, Getasan dengan magnitudo M 2,7.

Gempa ini diikuti suara dentuman keras, dan mengakibatkan beberapa rumah rusak.

Masyarakat sempat kaget dengan kejadian gempa Salatiga yang mengguncang hingga beberapa kali dengan magnitudo 3,0 hari ini.

Namun berdasar sumber sejarah yang mencatata adanya gempa di wilayah tersebut maka bisa diwaspadai pergerakan sesar aktif yang bisa memicu kejadian serupa.

Langkah ini dirasa penting sebagai edukasi yang menjadi bagian dari upaya mitigasi agar tidak menimbulkan korban baik jiwa maupun materi apabila kejadian serupa berlangsung lagi.

Daryono menyebut bahwa wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa berdekatan dengan sumber gempa sesar aktif, yaitu Sesar Merapi Merbabu dan Sesar Rawa Pening.

Oleh karena itu disarankan untuk ketika membangun rumah atua bangunan lainnya menggunakan konstruksi tahan gempa atau ramah gempa.

Hal ini karena mengingat sejarah di wilayah Salatiga maka gempa kuat dapat terjadi kapan saja dari sesar aktif yang melewati wilayah tersebut.***

 

Editor: Puspasari Setyaningrum

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah