Baca Juga: Kawanan Gajah Liar Berjalan Ratusan Kilometer Menuju Kota Kunming di China
Setelah itu sang pria juga dilaporkan meneriakkan "Montjoie Saint Denis", seruan perang tentara Prancis ketika negara itu masih menjadi negara monarki.
Setidaknya dua orang telah ditangkap sehubungan dengan serangan pada Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan tuduhan "kekerasan yang disengaja terhadap seseorang dari otoritas publik".
Dilansir dari laman Guardian, pasca kejadian tersebut Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut aksi pria itu adalah "tindakan terisolasi" yang harus "ditempatkan ke dalam perspektif ".
Baca Juga: Mengaku Sebagai Al Mahdi, Pria Berpakaian Ihram Serang Imam Masjidil Haram Saat Khutbah Jumat
“Kita tidak boleh membiarkan ini membayangi masalah lain yang sangat penting bagi kehidupan banyak orang,” kata Emmanuel Macron saat berbicara dengan surat kabar lokal Dauphiné Liberé.
Ditanya apakah Emmanuel Macron merasa iklim politik memburuk, Presiden Perancis itu dengan tegas menjawab, “Tidak, saya tidak ingin individu yang terisolasi atau mereka yang bertindak ekstrem entah bagaimana membuat orang melupakan sisanya. Orang Prancis adalah orang republik. Sebagian besar orang Prancis tertarik pada masalah mendasar.
"Kita tidak boleh membiarkan individu yang sangat keras mengambil (perhatian) di perdebatan publik. Tidak ada kekerasan, tidak ada kebencian, baik dalam pidato atau tindakan. Jika tidak demokrasi itu sendiri yang terancam," seru Presiden Prancis Emmanuel Macron menyikapi kejadian ini. ***