Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Terputus Sementara dari Jaringan

- 26 Agustus 2022, 19:23 WIB
ILUSTRASI pembangkit nuklir.*
ILUSTRASI pembangkit nuklir.* / /DOK.PR/ /

Pabrik Zaporizhzhia ditangkap oleh pasukan Rusia pada awal Maret, dalam beberapa minggu setelah Moskow meluncurkan ofensifnya, tetapi masih dioperasikan oleh staf Ukraina.

Itu terletak dekat dengan daerah di mana pertempuran sedang berlangsung, dan telah berulang kali mendapat kecaman dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran internasional tentang potensi kecelakaan nuklir .

Ukraina menuduh Moskow menyimpan senjata di pabrik dan melancarkan serangan dari lokasi tersebut, sementara Rusia menuduh Kyiv menembaki fasilitas yang terletak di kota Enerhodar secara sembrono. 'Kita perlu menstabilkan situasi'

Perkembangan terjadi beberapa jam setelah kepala IAEA mengatakan kepada saluran berita France 24 bahwa pengawas nuklir PBB "sangat, sangat dekat" untuk dapat mengunjungi pabrik Zaporizhzhia, yang terletak di tenggara Ukraina.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi juga mengatakan dia berharap misi inspeksi IAEA akan dilakukan “dalam beberapa hari” setelah kesepakatan tercapai untuk mendapatkan akses ke situs tersebut, yang menurut PBB harus didemiliterisasi.

“Kita harus pergi ke sana, kita perlu menstabilkan situasi, kita perlu memastikan kehadiran IAEA segera,” kata Grossi kepada France 24 saat berkunjung ke Paris. Negosiasi kompleks atas inspeksi Ukraina sangat bergantung pada pembangkit nuklirnya – 15 reaktornya di empat stasiun menyediakan sekitar setengah dari listrik negara itu.

Pejabat Ukraina mengatakan mereka yakin Rusia merebut pabrik Zaporizhzhia untuk mengalihkan listrik ke Semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Moskow pada awal 2014.

Teresa Bo dari Al Jazeera, melaporkan dari Kyiv, mengatakan telah terjadi "tuduhan silang" berulang yang diperdagangkan antara Rusia dan Ukraina atas nasib situs tersebut.

“Tetapi apa yang dituntut oleh komunitas internasional, dan yang juga dituntut oleh Ukraina, adalah para ahli internasional dapat pergi ke pabrik dan memantaunya, serta memverifikasi apakah ada kerusakan yang terjadi,” kata Bo.

“Diskusi terbesar saat ini adalah bagaimana kunjungan itu akan dilakukan – apakah itu akan melalui Rusia, yang tampaknya tidak mungkin pada saat ini, atau apakah itu akan dilakukan melalui Ukraina,” tambahnya.

Halaman:

Editor: Sonia Okky Astiti

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x