Ayo Cintai Ususmu Dengan Konsumsi Buah Alpukat Setiap Hari

23 Januari 2021, 21:39 WIB
Sebuah studi membuktikan konsumsi alpukat bisa menjaga kesehatan usus. /pixabay/kakuko

Media Magelang - Sebuah studi dari Journal of Nutrition pada Agustus 2020 menemukan manfaat buah alpukat pada kondisi kesehatan usus seseorang.

Dalam studi itu disebutkan bahwa konsumsi buah alpukat setiap hari dapat secara drastis meningkatkan kesehatan usus seseorang secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini para peneliti melibatkan 163 partisipan berusia antara 25 dan 45 tahun. 

Baca Juga: Bingung Dihujani Banyak Promo, Simak Tips Belanja Online untuk Pria Dari Para Influencer

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengukur efek konsumsi alpukat rutin pada individu dengan kelebihan berat badan tapi tak mengalami penyakit apapun.

Peserta penelitian terbagi menjadi dua kelompok, dimana kelompok pertama diberi alpukat selama 12 minggu setiap satu kali makan.

Sementara kelompok kedua diberikan makanan makanan tanpa alpukat.

Baca Juga: Melakukan Pekerjaan Rumah Biasa Ternyata Bisa Bantu Bakar Kalori, Awas Nanti Kurus!

Hasil studi menemukan konsumsi alpukat dengan setidaknya satu kali makan per hari menyebabkan mikroba sehat muncul lebih besar di perut dan usus.

Konsumsi alpukat juga membantu mengeluarkan lebih banyak lemak di tinja para peserta daripada kelompok kontrol.

"Ekskresi lemak yang lebih besar berarti para peserta penelitian menyerap lebih sedikit energi dari makanan yang mereka makan," tutur asisten profesor nutrisi di Departemen Ilmu Pangan dan Nutrisi Manusia University of Illinois, Hannah Holscher.

Baca Juga: Reza Rahadian dan Prilly Latuconsina Siap Lanjutkan “My Lecturer My Husband” Season 2

“Kami menemukan, jumlah asam empedu dalam tinja lebih rendah, dan jumlah lemak dalam tinja lebih tinggi pada kelompok yang diberi alpukat," sambung dia.

Lebih lanjut lagi, alpukat bisa memberi lebih dari sekedar manfaat untuk kesehatan usus.

"Makan alpukat membantu Anda merasa kenyang dan mengurangi konsentrasi kolesterol darah, tapi kami tidak tahu bagaimana hal itu mempengaruhi mikroba usus dan metabolit yang dihasilkan mikroba," kata penulis utama studi sekaligus peneliti di University of Illinois, Sharon Thompson.***

Editor: Puspasari Setyaningrum

Sumber: ANTARANEWS

Tags

Terkini

Terpopuler