Benarkah Rokok Elektrik Atau Vape Lebih Berbahaya dan Berdampak Buruk Dibandingkan Rokok?

- 21 Januari 2021, 08:10 WIB
Ilustrasi vape atau rokok elektrik. Benarkah Rokok Elektrik Atau Vape Lebih Berbahaya dan Berdampak Buruk Dibandingkan Rokok?
Ilustrasi vape atau rokok elektrik. Benarkah Rokok Elektrik Atau Vape Lebih Berbahaya dan Berdampak Buruk Dibandingkan Rokok? /Pexels/Thorn Yang/

Media Magelang – Benarkah rokok elektrik atau vape lebih berbahaya dibandingkan dengan rokok?

Pertanyaan tersebut dapat dijawab dalam sebuah penelitian berikut ini, yang membandingkan dampak rokok elektrik atau vape dengan rokok.

Sebuah penelitian menyebut bahwa rokok elektrik atau vape dapat membawa dampak buruk seperti stres hingga radang-paru-paru.

Penelitian ini juga menyebut jika rokok elektrik atau vape dapat membahayakan protein penting tubuh melalui paparannya.

Baca Juga: Staf Donald Trump Sebut Pemerintahannya Nyaris Normalisasi Hubungan Israel-Indonesia

Penelitian soal dampak negatif rokok elektrik atau vape ini dilakukan oleh teknik biomolekuler yang dikembangkan oleh para peneliti di Department of Enegy’s Pacific Nothwest National Laboratory, Amerika Serikat.

Peneliti juga menungkapkan bahwa merokok dengan rokok eletrik atau disebut dengan aktivitas vaping dapat menyebabkan perubahan struktural halus pada protein.

Studi ini pun menandai pertama kalinya para peneliti mengukur kerusakan tersebut.

Sebagaimana siwartakan Pikiran Rakyat dalam artikel berjudul Studi: Rokok Elektrik atau Vape Ternyata Membuat Orang Lebih Stres hingga Radang Paru-paru”, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa umum dalam alternatif elektronik rokok konvensional bukannya tanpa bahaya sendiri.

Baca Juga: Joe Biden Bawa Anak dan Cucu Ke Acara Pelantikan Presiden AS, Hanya Satu yang Tidak Bisa Hadir

Peneliti melakukan uji coba pada tikus menggunakan paparan uap rokok elektrik di tiga sesi dalam satu jam selama tiga hari.

Para peneliti menemukan tanda-tanda stres oksidatif: ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk mengurangi efek berbahaya tikus tersebut.

Radikal bebas merupakan molekul dengan elektron yang tidak berpasangan, produk sampingan yang tak terelakkan dari banyak proses biokimia tubuh dan, ketika dalam jumlah besar yang tidak proporsional, menjadi penyebab penyakit dan disfungsi.

Baca Juga: Joe Biden Beri Penghormatan untuk 400.000 Warga AS Korban Covid-19 di Lincoln Memorial

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa vaping dapat membuat jaringan stres, tetapi mekanisme dan detail di balik stres itu tetap tidak jelas

Teknik baru ini, kata ahli biokimia Charles Ansong, mengidentifikasi modifikasi yang dibuat pada protein yang menjelaskan bagaimana rokok elektrik menyebabkan disfungsi.

"Teknik ini mengidentifikasi protein mana yang sedang dimodifikasi, dan ini menunjukkan seberapa besar kemungkinan mereka mempengaruhi fungsi protein dan jalur molekuler. Ini memberi kami banyak wawasan tentang mekanisme di balik efek merugikan dari rokok elektrik," kata Ansong.

Baca Juga: Jatuh Miskin, Tapasya Harus Minta Air pada Anak Kecil! Sinopsis Uttaran di ANTV Rabu 20 Januari 2021

Paparan rokok elektrik mengubah beberapa protein yang terkait dengan respons peradangan tubuh, serta menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik secara sering dapat mendorong paru-paru ke dalam keadaan stres kronis.***(Julkifli Sinuhaji/ Pikiran Rakyat)

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah