Mengenai mitos tentang vaksin HPV tidak boleh diberikan kepada perempuan yang sedang datang bulan, Widyorini menjelaskan hal itu tidaklah benar.
"Yang penting si penerima dalam keadaan sehat. Sementara untuk perempuan dewasa, suntikan vaksin HPV diberikan dengan catatan si penerima vaksin tidak boleh dalam kondisi hamil," tambah Widyorini.
Baca Juga: Turnamen Tennis Australia Open: Anak Kucing dan Anjing Harus Dikarantina
Untuk anak perempuan terutama yang belum menikah, lebih disarankan untuk melakukan skrining dengan tes HPV.
Sementara untuk pap smear hanya disarankan untuk wanita yang telah berhubungan intim.
"Pap smear baiknya dilakukan setiap satu tahun sekali, tapi kalau tes HPV dapat tiga tahun sekali kalau hasilnya negatif," jelas Widyorini.
Baca Juga: Andrea Dovizioso: Saya Tetap Terbuka Untuk Kembali ke MotoGP, tapi Bukan dengan Segala Cara
Kanker serviks yang menyerang leher rahim adalah jenis kanker yang paling banyak kasusnya di Indonesia.
Widyorini juga menerangkan prevalensi kasus kanker serviks di Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia.
Sementara, Data dari Cancer Information & Support Center (CISC) dan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) mengungkapkan bahwa kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030 jika vaksinasi HPV tidak segera dilakukan.