Miliki Pigmen Alami, Kulit Sawo Matang dan Gelap Lebih Tahan Panas Ekstrem

- 29 April 2023, 18:45 WIB
Miliki Pigmen Alami, Kulit Sawo Matang dan Gelap Lebih Tahan Panas Ekstrem /
Miliki Pigmen Alami, Kulit Sawo Matang dan Gelap Lebih Tahan Panas Ekstrem / /Pixabay/Iqbal Nuril Anwar
 
Media Magelang - Orang-orang dengan kulit sawo matang dan gelap diklaim lebih tahan cuaca panas yang ekstrem.
 
Kondisi orang-orang dengan kulit sawo matang dan gelap, yang diklaim lebih tahan cuaca panas ekstrem, karena mereka memiliki pigmen alami.
 
Klaim orang-orang dengan kulit sawo matang dan gelap yang lebih tahan cuaca panas ekstrem ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra.
 
Dibandingkan dengan orang-orang berkulit putih, orang-orang berkulit sawo matang dan gelap memiliki pigmen alami sejak lahir yang disebut sebagai sel melanin, yaitu pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut serta mata.
 
 
Sel melanin, atau pigmen alami pada orang-orang berkulit sawo matang dan gelap ini dihasilkan dari melanosit, yakni sel penghasil melanin yang berfungsi sebagai tabir surya, yaitu pelindung kulit dari sinar matahari yang menyengat.
 
"Kulit sawo matang atau gelap cenderung lebih tahan terhadap panas, karena secara alami sudah ada sel melanin (pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata) dari melanosit (sel penghasil melanin) sebagai tabir surya yang melindungi," jelas I Gusti Nyoman Darmaputra, dikutip dari Antara.
 
Berbeda dari orang-orang berkulit sawo matang dan gelap, orang-orang berkulit putih lebih rentan terkena efek cuaca panas ekstrem, sebagaimana yang dituturkan oleh I Gusti Nyoman Darmaputra.
 
 
Efek cuaca panas ekstrem yang lebih rentan dirasakan oleh orang-orang berkulit putih umumnya berupa kulit yang terbakar sinar matahari (sunburn), yang mana hal ini ditandai dengan kulit menjadi merah, perih, atau bahkan melepuh seperti luka bakar.
 
"Efek jangka pendeknya itu terbakar matahari atau sunburn, di kulit tanda-tandanya yaitu muncul kemerahan, perih, bahkan bisa sampai melepuh persis seperti luka bakar, dan kalau intensitas paparan panasnya tinggi misalnya di siang hari, efek tersebut bisa muncul, terutama pada orang-orang yang berkulit putih," tutur I Gusti Nyoman Darmaputra.
  
Menurut I Gusti Nyoman Darmaputra, yang membedakan tingkat ketahanan terhadap panas antara kulit putih dengan kulit sawo matang atau gelap adalah, dari melanosom, yaitu tempat penghasil melanin yang berbeda jumlah dan ukurannya.
  
"Pada orang-orang yang berkulit gelap, melanosom akan memproduksi pigmen melanin lebih banyak, sehingga apabila terkena panas, kulit sawo matang akan menggelap lebih dulu," ujar I Gusti Nyoman Darmaputra.
 
Sedangkan pada orang-orang berkulit putih, produksi pigmen cenderung lebih sedikit, karena itulah, melanin tidak mampu melindungi secara maksimal saat kulit mereka terpapar sinar matahari langsung, sehingga menimbulkan kemerahan dan rasa perih di kulit.
 
Untuk menghindari efek buruk yang ditimbulkan oleh sengatan sinar matahari secara langsung, I Gusti Nyoman Darmaputra menyarankan agar masyarakat menjaga kesehatan kulit saat cuaca panas ekstrem, yaitu dengan tidak keluar rumah saat matahari sedang terik apabila tidak ada keperluan penting, kalaupun ada kepentingan yang mengharuskan keluar rumah, sebaiknya menggunakan pelindung standar, yaitu payung atau topi.
 
Selain itu, I Gusti Nyoman Darmaputra juga sangat menganjurkan penggunaan tabir surya (sunscreen), untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari secara langsung saat beraktivitas di luar ruangan.
 
"Selain itu, masyarakat juga disarankan agar rutin menggunakan tabir surya (sunscreen)," pungkas I Gusti Nyoman Darmaputra.
 
Karena memiliki pigmen alami sejak lahir, maka orang-orang dengan warna kulit sawo matang atau gelap, diklaim lebih tahan terhadap cuaca panas ekstrem.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah