Akibat Selalu Beri Ketakutan pada Masyarakat, Aktivis Papua Kecam Tindakan KKB

18 April 2021, 10:05 WIB
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membunuh guru dan tukang ojek di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Satgas Nemangkawi TNI-Polri diterjunkan. /Foto: Instagram @puspentni/Facebook The TPNPB News/

 

Media Magelang – KKB selalu memberi ketakutan dan ancaman kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di Kabupaten Puncak, Papua.

Kurang lebih dalam 7 hari terakhir, kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) selalu memberi ketakutan dan ancaman terutama pada masyarakat di Kabupaten Puncak, Papua.

Beberapa korban jiwa dan korban materiil tak terhindarkan dari adanya teror KKB kepada masyarakat Papua tersebut.

Baca Juga: Pendeta Jupinus: Tindakan KKB Sangat Tidak Bermoral dan Melewati Batas

Baca Juga: Gembala Di Beoga Cerita KKB Habisi Anak Perempuan Mereka ke TNI-Polri: Kami Semua Sudah Marah

Baca Juga: Lagi-lagi Terjadi, Ini Kronologi Penembakan Siswa SMA di Ilaga, Papua oleh KKB

Sebagian masyarakat memilih meninggalkan Puncak dan mengamankan diri ke Kota Timika agar terhindar dari teror KKB.

Atas banyak kejadian yang terjadi, salah seorang Aktivis West Papua National Authority (WPNA) wilayah Domberai, Markus Yenu dalam tanggapannya mengatakan ketidak sepahamannya dengan aksi-aksi yang dilakukan oleh KKB.

“Dari diri saya sendiri, tentu saya tidak sependapat dengan aksi yang dilakukan oleh KKB. Dari kabar yang beredar lewat hubungan keluarga dari Puncak, ada banyak kesalah pahaman yang terjadi. Tentu ini menyakitkan sebab korban sudah terlanjur berjatuhan,”

Baca Juga: Berhasil! Satgas Nemangkawi TNI-Polri Kendalikan Situasi Beoga Terhadap Serangan KKB Papua

Baca Juga: Penembakan Guru dan Pembakaran Sekolah oleh KKB di Papua Bukti bahwa Guru Kurang Dihormati

Baca Juga: Komisi A DPRD Mimika Mengecam Keras Aksi Penembakan oleh KKB Atas Guru di Beoga

Menurut Yenu, KKB bertindak sangat ceroboh dan tidak cukup matang dalam mempertimbangkan perilakunya.

Meski pihaknya mengklaim jika korban yang telah dibunuh adalah bagian dari mata-mata aparat keamanan, namun tindakan semacam itu justru Sangat merugikan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Yenu sebab dirinya merasa tindakan keji dari KKB akan menggagalkan semua perjuangan yang sedang ia bangun.

Dikatakan jika Markus Yenu adalah aktivis yang juga memperjuangan nama ‘Papua’ lewat jalur kemanusiaan.

“Kami sadar jika pertumpahan darah tidak akan memberikan kebebasan, kalaupun bebas kita sudah kehilangan anggota keluarga sendiri akibat dari penembakan-penembakan yang terjadi,” Lanjut Yenu.

Diketahui sebelumnya bahwa KKB Papua telah melakukan pembunuhan terhadap dua orang guru di Puncak pada tanggal 8 dan 9 April.

Kemudian pada tanggal 11 KKB membakar sebuah helikopter milik PT. Ersa Eastern Aviation serta menembak mati tukang ojek pada tanggal 14 April.

Dan kisah pilu terjadi pada 15 April dimana KKB Papua kembali lagi menyiksa, dan menembak mati salah seorang Pelajar SMA hingga jasadnya ditemukan mengenaskan.***

Editor: Eko Prabowo

Sumber: Polres Magelang

Tags

Terkini

Terpopuler