Network
Media Magelang - Peningkatan masalah kualitas udara di Jakarta telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat.
Dalam konteks ini, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (Dirjen PPKL), Sigit Reliantoro, telah mengutarakan pandangan yang menarik terkait solusi potensial untuk mengatasi permasalahan ini.
Ia menyebutkan bahwa kebijakan Work From Home (WFH) dapat menjadi salah satu jawaban yang efektif.
Sigit Reliantoro menekankan bahwa perusahaan dan institusi dapat mempertimbangkan untuk menerapkan WFH sebagai respons terhadap kondisi kualitas udara yang semakin memburuk.
Sigit Reliantoro menekankan bahwa perusahaan dan institusi dapat mempertimbangkan untuk menerapkan WFH sebagai respons terhadap kondisi kualitas udara yang semakin memburuk.
Baca Juga: Seorang Ibu di Bogor Melapor ke Polisi Kalau Bayinya Tertukar di Rumah Sakit Selama Satu Tahun
Dengan merujuk pada beberapa website terpercaya yang memantau status kualitas udara Jakarta, setiap kantor dapat menentukan opsi WFH yang sesuai.
Pelaksanaan kebijakan ini kemudian disesuaikan dengan situasi masing-masing perusahaan dan institusi.
Selama beberapa bulan terakhir, masalah kualitas udara di Jakarta semakin memburuk, dan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi ini.
Selama beberapa bulan terakhir, masalah kualitas udara di Jakarta semakin memburuk, dan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi ini.
Salah satu imbauan terbaru yang dikeluarkan adalah mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Masyarakat didorong untuk lebih banyak menggunakan angkutan umum guna mengurangi emisi polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.
Berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara IQAir, terlihat bahwa konsentrasi polutan partikel materi 2,5 (PM 2,5) telah mencapai 69 mikrogram per meter kubik.
Berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara IQAir, terlihat bahwa konsentrasi polutan partikel materi 2,5 (PM 2,5) telah mencapai 69 mikrogram per meter kubik.
Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta juga mencapai angka 158. Angka ini menunjukkan bahwa kualitas udara telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia.
Dalam menghadapi tantangan kualitas udara yang semakin memburuk di Jakarta, langkah-langkah seperti WFH dan mendorong penggunaan angkutan umum menjadi kunci penting dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Dalam menghadapi tantangan kualitas udara yang semakin memburuk di Jakarta, langkah-langkah seperti WFH dan mendorong penggunaan angkutan umum menjadi kunci penting dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Keberhasilan implementasi solusi-solusi ini akan sangat bergantung pada kerjasama antara pemerintah, perusahaan, institusi, dan masyarakat secara keseluruhan untuk kualitas udara Jakarta yang sedang memburuk.***
