Ada Lonjakan Kasus Demam Berdarah Berikut Langkah Pencegahan yanng Ditekankan Otoritas Kesehatan Indonesia

- 21 Agustus 2023, 06:00 WIB
Lonjakan Kasus Demam Berdarah Berikut Langkah Pencegahan yang Ditekankan oleh Otoritas Kesehatan Indonesia /
Lonjakan Kasus Demam Berdarah Berikut Langkah Pencegahan yang Ditekankan oleh Otoritas Kesehatan Indonesia / /Kemkes.go.id/



Media Magelang - Dalam konferensi pers Peringatan Hari Demam Berdarah ASEAN pada Senin, 12 Juni, Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Indonesia, mengungkapkan situasi serius mengenai kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. 

Menurutnya, selama 22 minggu pertama tahun 2023, yang berlangsung dari Januari hingga Mei, terdapat laporan sebanyak 35.694 kasus DBD di seluruh Indonesia.

Salah satu fakta yang mencolok dari laporan tersebut adalah Jawa Barat memiliki jumlah kasus DBD tertinggi di antara provinsi-provinsi di Indonesia, dengan mencatat total 6.398 kasus. 
 
Diikuti oleh Bali dengan 3.678 kasus, Jawa Tengah dengan 3.068 kasus, Jawa Timur dengan 2.551 kasus, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan 2.323 kasus, dan DKI Jakarta dengan 2.213 kasus. 
 
 
Data ini memberikan gambaran jelas tentang sebaran geografis masalah ini.

Salah satu faktor yang diidentifikasi sebagai penyebab potensial lonjakan kasus DBD adalah fenomena cuaca El Nino yang tengah dialami oleh Indonesia. Cuaca ini ditandai dengan kondisi kering dan suhu tinggi. 
 
Imran menjelaskan dalam konferensi pers bahwa penelitian telah mengungkap bahwa nyamuk Aedes aegypti, vektor penyebab DBD, menjadi lebih agresif dalam cuaca yang lebih panas. 
 
Ketika suhu naik, frekuensi gigitan nyamuk ini dapat meningkat 3-5 kali lipat dari biasanya.

Saat ditanya mengenai langkah-langkah pencegahan yang harus diambil, Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, Ngabila Salama, menyoroti beberapa strategi penting. 
 
Pertama, masyarakat dihimbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat guna mengurangi risiko penularan DBD. Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan membatasi tempat perkembangbiakan nyamuk melalui Pendekatan, Menutup, dan Memanfaatkan (PSN).

Salah satu pendekatan kunci dalam pencegahan DBD adalah konsep 3M. Pendekatan ini meliputi tiga langkah penting, yakni Menguras, Menutup, dan Memanfaatkan. 
 
Menguras merujuk pada tindakan mengosongkan atau membersihkan tempat-tempat yang bisa menjadi tempat air tergenang, yang merupakan tempat perkembangbiakan nyamuk. Menutup mengacu pada menutup rapat semua wadah penyimpanan air untuk mencegah nyamuk masuk dan bertelur di dalamnya. 
 
Terakhir, Memanfaatkan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan wadah air yang diperlukan dengan menambahkan ikan pemakan jentik nyamuk sebagai cara alami mengendalikan populasi nyamuk.

Ngabila juga menekankan pentingnya penyemprotan rumah secara rutin dengan menggunakan aerosol pada pagi dan sore hari. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk di sekitar lingkungan tempat tinggal.

Situasi serius ini menggarisbawahi perlunya kerja sama dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga kesehatan, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari penyakit DBD. 
 
Dengan penerapan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan dampak kasus DBD dapat ditekan dan kesadaran akan pentingnya pencegahan dapat meningkat di masyarakat.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x