Network
Media Magelang - Sejak beberapa tahun terakhir, harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia terus mengalami fluktuasi yang signifikan. Bulan Oktober 2023 menjadi saksi baru dari lonjakan harga BBM yang sangat dirasakan oleh masyarakat.
Kenaikan harga BBM ini melibatkan beberapa merek ternama seperti Pertamina, Shell, BP AKR, dan Vivo.
Semua merek BBM tersebut tidak luput dari penyesuaian harga yang diklaim sebagai implementasi dari Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 yang mengubah Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Baca Juga: Program BBM Gratis bagi Warga Masyarakat Agus di Caruban Madiun Meringankan Beban Bahan Bakar
PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu perusahaan BBM terkemuka di Indonesia juga ikut menaikkan harga BBM. Salah satu yang paling terasa adalah kenaikan harga Pertamax 92 yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 14 ribu per liter, kini naik menjadi Rp 14.000 per liter.
Tidak hanya itu, beberapa jenis BBM lainnya juga mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan.
Pertamax Green 95, yang awalnya dihargai Rp 15.000 per liter, sekarang mencapai Rp 16.000 per liter.
Sementara itu, Pertamax Turbo yang semula Rp 15.900 per liter, kini menjadi Rp 16.600 per liter. Dexlite yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 16.350 per liter, sekarang mencapai Rp 17.200 per liter.
Lalu, Pertamina Dex yang semula Rp 16.900 per liter, kini menjadi Rp 17.900 per liter.
Dampak dari kenaikan ini tentu akan terasa oleh pengendara dan pemilik kendaraan bermotor.
Shell, merek BBM internasional yang cukup populer di Indonesia, juga ikut menaikkan harga jual BBM-nya.
Shell, merek BBM internasional yang cukup populer di Indonesia, juga ikut menaikkan harga jual BBM-nya.
Salah satunya adalah Shell Super yang mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan.
Dari harga sebelumnya Rp 14.760 per liter, sekarang mencapai Rp 15.380 per liter.
Selain itu, Shell V Power naik dari Rp 15.650 per liter menjadi Rp 16.350 per liter, Shell V Power Diesel dari Rp 16.940 per liter menjadi Rp 17.920 per liter, dan Shell V Power Nitro+ dari Rp 16.010 per liter menjadi Rp 16.730 per liter.
Kenaikan ini akan berdampak pada anggaran transportasi masyarakat, terutama para pemilik kendaraan pribadi.
BP AKR, merek BBM lainnya, juga ikut menaikkan harga jual BBM per liternya.
Contoh nyata adalah kenaikan harga BP 92 dari Rp 13.500 per liter menjadi Rp 14.580 per liter.
BP Ultimate yang semula dijual dengan harga Rp 15.650 per liter, kini mencapai Rp 16.350 per liter, dan BP Diesel dari Rp 16.350 per liter menjadi Rp 17.240 per liter.
Kenaikan ini tentu akan berpengaruh pada biaya operasional perusahaan dan harga barang yang menggunakan BBM sebagai bahan bakar dalam proses produksinya.
Merek BBM Vivo juga ikut menyesuaikan harga jual perliternya. Revvo 90 yang semula dihargai Rp 11.300 per liter, sekarang mencapai Rp 12.500 per liter. Sementara itu, Revvo 92 mengalami peningkatan dari Rp 14.460 per liter menjadi Rp 15.080 per liter. Revvo 95, yang awalnya dijual dengan harga Rp 15.450 per liter, kini mencapai Rp 16.150 per liter. Kenaikan harga ini juga akan mempengaruhi biaya transportasi dan anggaran rumah tangga masyarakat.
Melonjaknya harga BBM pada bulan Oktober 2023 membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada kendaraan pribadi.
Selain itu, perusahaan dan industri yang menggunakan BBM sebagai bahan bakar juga akan merasakan peningkatan biaya operasional.
Meskipun kebijakan ini mungkin diambil untuk alasan tertentu, penting bagi masyarakat untuk melakukan perencanaan anggaran yang lebih bijak dan efisien guna menghadapi lonjakan harga BBM yang tak terhindarkan ini.***
