Ganjar Pranowo Ingin Pocut Meurah Intan Jadi Pahlawan Nasional, Siapakah Dia?

10 November 2021, 05:55 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan istrinya, Siti Atikoh, ziarah ke makam Pocut Meurah Intan di Blora, Selasa (9/11/2021). /Humas Pemprov Jateng/

Media Magelang - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Parnowo melakukan ziarah ke makam Pocut Meurah Intan di TPU Desa Tegal Sari, Kabupaten Blora.

Makam pahlawan Pocut Meurah Intan memiliki bentuk dan batu nisan yang berbeda dari deretan makam lainnya.

Meski merupakan pahlawan dari Serambi Mekah, tempat peristirahatan akhir Pocut Meurah Intan justru bukan di taman makam pahlawan.

Hal inilah yang membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tergugah ingin datang berziarah.

Baca Juga: Imbauan Ganjar Pranowo terhadap Siaga Bencana Alam hingga April Mendatang

Ganjar berziarah bersama sang istri, Siti Atikoh, pada hari Selasa, 9 November 2021 sebelum momen hari pahlawan.

Sebelum datang, sudah banyak orang termasuk para mahasiswa dan tokoh masyarakat setempat yang telah hadir berziarah.

Doa bersama pun digelar dan diakhiri penaburan bunga di pusara oleh Ganjar.

Kegiatan berikutnya adalah diskusi yang membahas mengenai masa depan makam pahlawan yang dijuluki Singa Betina ini.

Baca Juga: Cuaca Buruk di Akhir Tahun, Ganjar Pranowo: Kita Sudah Siap Semuanya

Ganjar hendak membangun serta memperbaiki makam supaya kondisinya lebih baik.

“Kalau diizinkan, kita akan perbaiki. Beliau ini pejuang hebat. Dari keluarga Kesultanan dan melawan Belanda sampai dikejar-kejar dan diasingkan ke sini,” tuturnya.

Semua yang hadir menyetujui usulan Gubernur, bahkan ingin meminta agar Pocut mendapatkan gelar pahlawan nasional.

Hal tersebut disampaikan oleh Zulkifli, Ketua Persaudaraan Antar Etnis Nusantara.

“Ini pak, kami mengusulkan agar Pocut Meurah Intan mendapat gelar pahlawan nasional. Kami berharap pak Ganjar bisa membantu mewujudkan itu,” tuturnya menjelaskan.

Bak gayung bersambut, politisi tersebut langsung menyetujui usulan yang diberikan.

“Kalau diizinkan, kita akan perbaiki. Beliau ini pejuang hebat. Dari keluarga Kesultanan dan melawan Belanda sampai dikejar-kejar dan diasingkan ke sini,” kata Ganjar.

Kerabat Pocut Meurah Intan, Sugeng Waluyo, merespon baik rencana pembangunan dan perbaikan makam. Mengenai usulan menjadi pahlawan nasional pun, dirinya mengaku sangat mendukung.

“Saya itu cucu Panglima Mahmud yang masih keponakan Pocut Meurah Intan. Kami sangat setuju, keluarga dari Aceh dan masyarakat Aceh juga setuju dengan pembangunan makam ini. Kami juga berharap beliau bisa diangkat menjadi pahlawan nasional,” tutur Sugeng.

Ahmad Jihan Muzaki, selaku ketua Ikatan Pelajar Aceh Semarang, mengutarakan rasa terimakasih kepada Ganjar.

“Kami sangat bersyukur dan terimakasih pada Pak Gubernur atas kunjungannya dan menepati janjinya mengajak kami membersihkan makam dan akan membangun makam ini”, kata Ahmad Jiha Muzaki.

“Kami sangat berharap pak Ganjar bisa membantu kami dengan berkoordinasi pada Pemda Aceh untuk pengajuan pahlawan nasional itu, “ tuturnya menambahkan.

Pocut Meurah Intan merupakan pejuang perempuan Aceh yang terkenal berani dalam melawan penjajah. Bahkan, Belanda menjulukinya sebagai Singa Betina.

Pada tahun 1905, sang Singa Betina dibuang ke Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Masyarakat setempat memanggilnya dengan nama Mbah Tjut.

Pocut Meurah Intan menghembuskan nafas terakhir di usianya yang ke 105 tahun, yaitu pada tahun 1937, ***

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: Humas Pemprov Jateng

Tags

Terkini

Terpopuler