Media Magelang - Masyarakat Kota Magelang diharapkan mengantisipasi gelombang ketiga penyebaran COVID – 19 saat libur Nataru.
Saat ini Kota Magelang berstatus Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1. Untuk itu, di saat libur Nataru diharapkan pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu mempertahankan ini.
Walikota Magelang, Muchamad Nur Aziz mengatakan bahwa selama libur Nataru akan dilakukan pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan di gereja, tempat perbelanjaan, dan tempat wisata.
Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Polres Kota Magelang Siapkan Pengamanan
Untuk mengantisipasi lonjakan COVID – 19 di Kota Magelang saat libur Nataru, diadakan apel tiga pilar dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan COVID – 19 menjelang peryaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 di halaman Mapolres Kota Magelang.
Aziz mengatakan apel ini diadakan berdasarkan Insrtuksi Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2021 yang menjelaskan tentang pencegahan dan penanggulangan COVID – 19.
“Saya harap tiga pilar dan Satgas COVID – 19 dapat terus menjada kekompakan sehingga dapat menekan penyebaran virus corona,”ujarnya seperti dilansir dari Antaranews.
Di apel tersebut, Aziz juga mengingatkan saat ini tuga melawan COVID - 19 belum selesai. Wali Kota yang juga dokter ini mengajak untuk semua elemen, baik masyarakat maupun pemerintah untuk tetap kerja keras dan bersinergi untuk adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemic COVID – 19.
Baca Juga: 3 Pelajar SMK di Magelang Ditetapkan Sebagai Tersangka Pengeroyokan, Terancam 9 Tahun Penjara
“Saat ini kita ada di level 1. Ini semua berkat kekompakan seluruh kompenen masyarakat, Polri, TNI, sampai Satgas COVID – 19. Kita betul-betul harus kompak menghadapi pandemi ini. Masyarakat juga harus disiplin prokes,”ucapnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang akan tetap melakukan pengetesan, pelacakan, dan perawatan secara masif.
Selain itu, rencananya Pemkot Magelang juga ajan mempercepat pencapaian target vaksinasi, terutama lansia sampai akhir Desember 2021.
Lebih lanjut, Aziz mengatakan jika pandemi terkendali, akan menguntungkan banyak pihak. Tenaga kesehatan dapat melakukan relaksasi agar manajemen kesehatan dapat kembali stabil. Perekonomian masyarakat pun juga akan kembali pulih jika pendemi terkendail.***