Dokumen RS Wuhan Bocor : Ini Kesalahan Pemerintah China ketika Mengatasi Kasus Awal Covid-19

12 Januari 2021, 20:50 WIB
Tersebarnya Dokumen RS Wuhan membuat pemerintah China dianggap gagal mengatasi Covid-19 sehingga menjadi pandemi global /PIXABAY/jackmack34

Media Magelang - Bocornya dokumen RS Wuhan mengungkap kesalahan pemerintah China pada awal fase persebaran virus pneumonia tidak dikenal yang sekarang disebut dengan Covid-19.

Catatan medis RS Wuhan menunjukkan perbedaan mengenai permulaan waktu tersebarnya virus yang bertolak belakang dengan statement pemerintah China tentang persebaran Covid-19.

Hal ini membuat berbagai kalangan menyoroti tersebarnya dokumen RS Wuhan serta kebijakan pemerintah China yang dinilai kurang transparan serta tidak sigap mengatasi awal fase persebaran Covid-19 sehingga menjadi pandemi global.

Baca Juga: Begini Penjelasan Ganjar Pranowo Vaksinasi Pertama Dilakukan di Tiga Daerah

Banyak pihak menganggap jika saja  pemerintah China lebih sigap dalam menangani kasus awal di Wuhan, maka tidak akan ada pandemi yang disebabkan oleh tersebarnya Covid-19 ke seluruh dunia.

Walau beberapa pihak masih ragu akan keaslian dokumen RS Wuhan tersebut, namun banyak ahli mempercayai keasliannya.

Berita mengenai investigasi jenis flu yang masih belum ditemukan obatnya ini dikutip Media Magelang dari pikiran-rakyat.com dalam artikel berjudul Dokumen RS Wuhan Bocor, Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Virus Corona di China.

Dokumen RS milik Wuhan bocor sebut virus corona muncul di kota tersebut setidaknya 3 bulan sebelum pemerintah China mengetahui adanya pandemi.

Catatan medis di Kota Wuhan mengungkapkan ada pasien yang memiliki bentuk pneumonia baru dan misterius yang sedang dirawat di delapan rumah sakit antara akhir September dan awal Desember 2019 lalu.

Dalam dokumen yang bocor tersebut dikatakan bahwa 40 pasien dirawat dengan penyakit yang sebelumnya tak terlihat ini, memiliki gejala yang mirip dengan Covid-19.

Baca Juga: Ini 5 Penyebab Bibir Gelap dan Kusam yang Dapat Menganggu Penampilan

Berdasarkan jumlah tersebut setidaknya ada 8 orang yang dinyatakan meninggal dunia dalam dokumen tersebut.

Jika hal tersebut seperti yang diyakini oleh para ahli, ini adalah kasus awal virus corona maka itu akan bertentangan dengan akun resmi pemerintah China tentang kapan penyakit itu dimulai.

Ceijing menyatakan bahwa 'sekelompok kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya' pertama kali muncul pada 31 Desember 2019 di Wuhan.

Baca Juga: Roy Kiyoshi Buka Mulut Tanggapi Video Syur 19 Detik Gisel dan MYD: yang Salah Itu yang Nyebarin!

Pemerintah China secara resmi menyatakan penyakit itu sebagai wabah virus corona baru kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Januari 2020 lalu.

Namun, dalam dokumen RS yang bocor tersebut menunjukkan jika wabah itu dimulai paling cepat pada 25 September 2019 lalu.

Dengan bocornya dokumen tersebut, para kritikus menyoroti sikap pemerintah China.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Pendaftaran BLT UMKM Lewat Facebook atau Tautan Daring?

Mereka menilai seandainya pihak berwenang China menanggapi dengan cepat, pandemi global yang telah menewaskan 1,9 juta orang sejauh ini mungkin bisa dicegah.

Dokumen tersebut diperoleh oleh media Epoch Times, mereka menunjukkan bahwa pasien pertama yang dirawat karena pneumonia baru yang tidak dapat dijelaskan di RS Puren Riverside Wuhan adalah seseorang yang bernama Xiao Xgui, satu dari sepuluh orang yang dirawat di sana hingga awal Desember 2019.

Rumah sakit umum lainnya, Wuhan Yaxin, merawat sepuluh pasien dengan pneumonia serupa, yang kebanyakan terjadi pada Oktober 2019 lalu.

Baca Juga: Penemuan Gaun Pengantin dan Perkembangan Proses Pencarian dan Evakuasi Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Kemudian di RS keenam di Wuhan, salah satu fasilitas medis utama mencatat 5 kematian akibat penyakit pneumonia baru, dengan 3 orang meninggal pada November dan awal Desember 2019 lalu.

Satu pasien, Xu Xgan, jatuh sakit pada 1 Oktober dan meninggal pada 3 November 2019 lalu, berdasarkan dokumen yang bocor tersebut.

Ia pertama kali dirawat di Rumah Sakit Pusat Wuhan di mana dia diberi perawatan anti-infeksi, sebelum di rujuk ke RS lainnya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bukan Penghalang, Ini Daftar 10 Selebriti Indonesia yang Tetap Gelar Pernikahan

Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Cina Wuhan, di Distrik Hankou, juga melaporkan tiga kematian pasien akibat pneumonia serupa yang tidak dapat dijelaskan pada Oktober dan November 2019. Rumah Sakit Kedelapan kota itu juga mencatat kasus pada periode yang sama.

Dikabarkan Daily Mail, pihak Epoch Time yang merupakan surat kabar kontroversial yang sangat kritis terhadap rezim Tiongkok, tidak memberikan komentar apapun terkait pembocoran dokumen tersebut.

Namun, para ahli yang telah mempelajari file tersebut mengatakan jika dokumen itu tampak asli.

Baca Juga: Ramalan Roy Kiyoshi Tahun 2021 Bikin Heboh Warganet: Bakal Banyak Bencana hingga Pesawat Jatuh

Gilles Demaneuf, seorang ilmuwan data Prancis yang bekerja dengan kelompok yang menyelidiki asal-usul Covid-19, mengatakan bahwa 'temuan Epoch Times dapat dipercaya'.

"Kasus yang dicurigai (Covid-19) tidak berarti kasus yang dikonfirmasi, dan tidak boleh ditafsirkan seperti itu", ujarnya menambahkan.

Media South China Morning sebelumnya juga menerbitkan penyelidikan serupa pada tahun 2020, mereka menuliskan telah memperoleh catatan medis yang menunjukkan pasien jatuh sakit karena virus pada November 2019 lalu.

Baca Juga: Jateng Akan Laksanakan Vaksinasi Covid-19, Tiga Daerah Ini Akan Jadi yang Pertama Kali!

Dikatakan sembilan kasus yakni empat pria dan lima wanita berusia antara 39 dan 79, jatuh sakit dengan penyakit yang mirip dengan Covid-19 di dan sekitar Wuhan.***(Rahmi Nurfajriani)

Editor: Puspasari Setyaningrum

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler