Uni Eropa Usulkan Zona Covid-19 Baru ‘Merah Tua’, Wilayah dengan Batasan Perjalanan Ketat

- 22 Januari 2021, 10:11 WIB
Uni Eropa Usulkan Zona Covid-19 Baru ‘Merah Tua’, Wilayah dengan Batasan Perjalanan Ketat
Uni Eropa Usulkan Zona Covid-19 Baru ‘Merah Tua’, Wilayah dengan Batasan Perjalanan Ketat /ANTARA/

Media Magelang – Uni Eropa mengusulkan zona baru Covid-19 warna merah tua dengan pembatasan perjalanan ketat.

Uni Eropa menjelaskan bahwa jika seorang pelancong masuk atau keluar ke wilayah zona merah tua tersebut, maka ia harus melakukan tes Covid-19.

Tak hanya itu, Uni Eropa juga mengatakan bahwa pelancong juga wajib menjalani karantina bila masuk atau keluar ke wilayah zona merah tua Covid-19.

Baca Juga: Cek Lagi Jenis Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan Pemerintah Indonesia

“Zona merah tua akan menunjukkan bahwa di zona ini, virus beredar pada tingkat yang sangat tinggi,” ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada konferensi pers usai pertemuan dengan para pemimpin Uni Eropa dikutip dari Reuters.

“Orang yang bepergian dari area merah tua dapat diminta untuk melakukan tes sebelum keberangkatan, serta menjalani karantina setelah kedatangan,” lanjutnya.

Sistem zona merah baru ini akan berlaku untuk perjalanan pada negara-negara Uni Eropa seperti Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, hingga Denmark dan Irlandia.

Baca Juga: Sinopsis Jodha Akbar Jumat 22 Januari 2021: Ratu Jodha Kerasukan Roh Jahat, Tak Mau Keluar

Von der Leyen mengatakan bahwa perjalanan di dalam negara-negara Uni Eropa yang tidak penting disarankan untuk tidak dilakukan.

Hal ini lantaran infeksi Covid-19 yang terus meningkat dan varian virus yang menular menyebar dengan cepat.

Sementara itu, sekolah-sekolah di Eropa juga kembali ditutup mengingat anak-anak bisa jadi faktor penyebaran virus Covid-19.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta di RCTI Malam Ini: Andin Sudah Tak Mau Melihat Aldebaran

Penutupan tersebut dilakukan di banyak negara Eropa termasuk Jerman, Irlandia, Austria, Denmark, dan Belanda.

Penutupan sekolah juga dilakukan untuk mengantisipasi varian virus Covid-19 baru yang disebut lebih menular dan pertama kali terdeteksi di Inggris.

“Pada gelombang kedua kami memperoleh lebih banyak bukti bahwa anak-anak sekolah hampir sama, jika tidak lebih terinfeksi oleh SARS-CoV-2 daripada yang lain,” ujar Antoine Flahault, direktur Institute Kesehatan Global Universitas Jenewa dikutip Media Magelang dari The Wall Street Journal Jumat 22 Januari 2021.

Baca Juga: Pakai NIK KTP login eform.bri.co.id/bpum, Segera Cek Kelolosan Banpres BLT UMKM Rp2,4 Juta

Penutupan aktivitas sekolah dilakukan berdasarkan studi dan wabah terbaru yang menunjukkan bahwa anak-anak sekolah, bahkan yang lebih muda dapat menjadi pebawa virus dan menyebarkannya ke banyak orang. Dengan kata lain, para siswa ini dapat memainkan peran penting dalam menyebarkan infeksi Covid-19 lebih luas.

Oleh karenanya, Uni Eropa pun mengusulkan adanya zona warna baru merah tua untuk wilayah-wilayah yang memiliki banyak kasus dan harus melakukan pembatasan perjalanan dengan ketat.***

Editor: Dinda Silviana Dewi

Sumber: REUTERS The Wall Street Journal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x