Pesawat Listrik Sukses Lintasi Selat Cook di Selandia Baru untuk Pertama Kali

- 16 November 2021, 10:29 WIB
Pesawat ElectricAir terlihat sedang bersiap untuk mendarat di Bandara Internasional Wellington, Selandia Baru./TechXplore
Pesawat ElectricAir terlihat sedang bersiap untuk mendarat di Bandara Internasional Wellington, Selandia Baru./TechXplore /TechXplore

Media Magelang – Sebuah pesawat bertenaga listrik sukses melintasi Selat Cook di Selandia Baru untuk pertama kalinya pada 1 November 2021.

Gary Freedman, pilot pesawat listrik bernama ElectricAir tersebut telah menjadi orang pertama yang terbang melintasi Selat Cook di Selandia Baru.

Penerbangan solo Freedman tersebut berlangsung selama 40 menit.

Pesawat ElectricAir sendiri merupakan pesawat bertenaga listrik dengan kapasitas dua orang saja.

Baca Juga: Portugal Larang Bos Hubungi Karyawan di Luar Jam Kerja

Penerbangan pesawat listrik tersebut terjadi 101 tahun setelah orang pertama berhasil menerbangkan pesawat konvensional di atas perairan yang memisahkan dua pulau utama di Selandia Baru tersebut.

Penerbangan tersebut bertujuan untuk menarik perhatian PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) terkait kemungkinan penerbangan yang lebih ramah lingkungan.

Penerbangan tersebut juga sengaja dijadwalkan untuk bertepatan dengan pembukaan KTT Perubahan Iklim yang diselenggarakan PBB di Glasgow, Skotlandia.

Menurut pihak Bandara Internasional Wellington, penerbangan tersebut merupakan jarak terjauh yang ditempuh oleh sebuah pesawat listrik di atas perairan mana pun.

Baca Juga: Sungai Yamuna Beracun, Umat Hindu India Tetap Gelar Festival Keagamaan

“Ini merupakan hari yang seru untuk bandara. Hari penentuan rekor dunia baru,” ucap juru bicara bandara, Jenna Raeburn seperti dikutip dari TechXplore.

Freedman berkata bahwa cuaca buruk pada pagi hari yang ditandai dengan hujan deras sempat menunda jadwal penerbangan.

Setelah tertunda selama lima belas menit, cuaca cerah akhirnya muncul sehingga memungkinkan untuk lepas landas.

Freedman mengungkapkan ia sangat gembira luar biasa ketika pesawat listrik yang dikemudikannya berhasil mendarat.

Menurutnya, teknologi bekerja lebih baik dari yang ia harapkan.

“Masih ada sisa daya baterai 40%,” ungkapnya. “Kita hampir saja terbang kembali ke tempat awal.”

Freedman merupakan pendiri perusahaan ElectricAir.

Ia telah sedari lama bersemangat terhadap lingkungan.

Ide untuk membuat pesawat listrik muncul ketika saat ia memikirkan keganjilan mengendarai mobil listrik dan menerbangkan pesawat bertenaga gas.

Ia melakukan perjalanan ke Slovenia untuk membeli pesawat Pipistrel Alpha Electro.

Menurut Freedman, hanya butuh waktu sekitar satu jam untuk mengisi daya pesawat listriknya.

Durasi maksimal penerbangan juga satu jam. Biasanya hanya ia gunakan untuk latihan terbang.

Bandara Internasional Wellington sedang mempersiapkan penerbangan jarak pendek menggunakan pesawat listrik berkapasitas dua belas penumpang.

Menurut Raeburn, rencana tersebut baru akan terlaksana dalam lima tahun ke depan.

Ia menambahkan bahwa teknologi listrik belum cukup maju untuk menggerakkan pesawat berkapasitas lebih besar.

Namun, hidrogen dan bahan bakar nabati dapat menjadi tenaga alternatif yang lebih ramah lingkungan di masa depan.***

Editor: Puspasari Setyaningrum

Sumber: Tech Explore


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah