Tolak Doakan Kemenangan Rusia, Pendeta Ortodoks Rusia Terancam Diusir

- 16 Januari 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi bendera Rusia.
Ilustrasi bendera Rusia. /Reuters/W. Cemy/
 
 
Media Magelang - Seorang Pendeta Ortodoks Rusia terancam diusir dari negaranya.
 
Ancaman pengusiran itu dikarenakan Pendeta Ortodoks tersebut menolak berdoa untuk kemenangan Rusia yang sedang memerangi Ukraina.
 
Ancaman pengusiran Pendeta tersebut dikeluarkan oleh pihak Gereja Ortodoks Rusia
 
Sebagaimana dilaporkan oleh Arab News, dalam sebuah keputusan yang diterbitkan pada Sabtu 12 Januari 2024, pengadilan gereja mengatakan bahwa Pendeta Ortodoks yang bernama Aleksiy Uminsky harus dikeluarkan dari tugas sucinya, karena ia telah melanggar sumpah imamat. 
 
Keputusan tersebut diteruskan untuk disetujui oleh Patriark Kirill, kepala gereja Rusia yang sangat mendukung Presiden Vladimir Putin.
 
 
Kasus ini menunjukkan bagaimana gereja menekan perbedaan pendapat internal, serta memberikan dukungan kepada Vladimir Putin dan operasi militer khususnya di Ukraina, yang kini sudah mendekati akhir tahun kedua.
 
Pengadilan gereja mengatakan, Aleksiy Uminsky telah melanggar sumpahnya dengan menolak untuk membaca Doa untuk Rusia Suci (sebuah nama kuno untuk Rusia), yang dibuat oleh Patriark Kirill pada kebaktian gereja.
 
"Lihatlah, mereka yang ingin berperang telah mengangkat senjata melawan Rusia Suci, berharap untuk memecah belah dan menghancurkan rakyatnya yang bersatu," demikian bunyi doa yang pertama kali diucapkan oleh Patriark Kirill pada 25 September 2022, tujuh bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
 
"Bangkitlah, ya Tuhan, untuk menolong umat-Mu dan berilah kami kemenangan dengan kekuatan-Mu,” lanjut Patriark Kirill.
 
Puluhan imam Ortodoks Rusia telah dihukum karena menantang garis Gereja dalam perang, misalnya dengan membacakan doa untuk perdamaian dan bukannya kemenangan.
 
Hal tersebut diungkapkan oleh Christians Against War, sebuah kelompok daring yang mendokumentasikan kasus-kasus mereka.
 
Aleksiy Uminsky adalah korban yang paling banyak mendapat sorotan sejauh ini. 
 
Ia telah melayani gereja Rusia selama 30 tahun sebagai pastor senior di Gereja Tritunggal Mahakudus, yang memberi kehidupan di Moskow sebelum dipecat secara tiba-tiba bulan ini.
 
Pemecatan Aleksiy Uminsky itu terjadi tepat sebelum Natal Ortodoks, yang membuat dirinya mendapat vonis ancaman pengusiran pada Sabtu 12 Januari 2024.
 
Aleksiy Uminsky terkenal karena pekerjaannya di rumah sakit untuk merawat anak-anak dan orang dewasa yang sekarat, serta memimpin pemakaman mantan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev pada 2022.
 
Dalam sebuah wawancara November lalu, Aleksiy Uminsky mengatakan, bahwa bahasa perang dan operasi militer khusus sama sekali tidak cocok dengan liturgi gereja.
 
“Ia mendorong umat gereja untuk mencari pendeta yang lebih banyak berdoa untuk perdamaian, daripada kemenangan dan memahami, bahwa kemenangan apa pun selalu merupakan kemenangan yang pahit dalam perang ini... Dalam perang modern, kemenangan apa pun hampir selalu setara dengan penghancuran diri,” demikian pernyataan dalam wawancara tersebut.
 
Ksenia Luchenko, seorang pakar Gereja Ortodoks Rusia di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa mengatakan bahwa vonis terhadap Aleksiy Uminsky tidak masuk akal, karena doa yang dituduhkan kepadanya belum dipertimbangkan dan disetujui oleh badan tertinggi Gereja Sinode Suci.
 
Ksenia Luchenko mengatakan, hukuman yang dijatuhkan kepada Aleksiy Uminsky adalah bukti perebutan kekuasaan oleh Patriark Kirill di Gereja Ortodoks Rusia, dan pelanggaran terhadap dokumen-dokumen hukumnya.
 
Terkait hal ini, Aleksiy Uminsky belum berkomentar di depan umum tentang pemecatannya. 
 
Pengadilan gereja mengatakan, bahwa keputusan untuk memecat Aleksiy Uminsky diambil karena ia tidak hadir meski telah dipanggil tiga kali.
 
Sebanyak 11.627 penganut Ortodoks telah menandatangani surat terbuka untuk mendukung Aleksiy Uminsky sejak ia dicopot sebagai pastor gereja Holy Trinity dan digantikan oleh Andrei Tkachov, seorang pejuang yang vokal menentang perang.
 
Para pendukung Aleksi Uminsky mengatakan, bahwa keputusan tersebut telah menyebabkan mereka sangat menderita, dan akan membuat ribuan orang kehilangan dukungan spiritual.
 
"Ini adalah tragedi besar bagi banyak orang percaya, bagi pasien rumah sakit anak-anak, ratusan tahanan dan ribuan tunawisma,” kata pendukung Aleksiy Uminsky.
 
Dengan demikian diberitakan, seorang Pendeta Ortodoks Rusia terancam diusir, karena ia menolak berdoa untuk kemenangan negaranya yang sedang memerangi Ukraina.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x