LAPAN: Dentuman Buleleng Diduga Berasal dari Meteor Besar yang Jatuh

- 25 Januari 2021, 17:06 WIB
Lapan rilis pers hasil analisis dari dentuman yang terdengar di Buleleng, Bali.
Lapan rilis pers hasil analisis dari dentuman yang terdengar di Buleleng, Bali. /PIXABAY/Buddy_Nath/

Media Magelang - Terkait dengan kejadian suara dentuman yang terdengar di Buleleng,  Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengeluarkan komentar mengenai fenomena tersebut. 

Menurut LAPAN suara dentuman keras yang didengar warga Buleleng Bali diduga berasal dari meteor besar yang jatuh.

Hal ini dikonfirmasi oleh astronom yang juga peneliti madya Lapan Rhorom Priyatikanto dalam keterangan tertulis, seperti yang diberitakan Antaranews, Senin 25 Januari 2021.

Baca Juga: Prediksi Wycombe vs Tottenham di Piala FA, Live Streaming TV Online

"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya meteor besar yang jatuh. Meteor itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan," kata Rhorom.

Rhorom menuturkan bahwa meteor tersebut memiliki ukuran lebih kecil daripada asteroid Bone dan diduga memiliki ukuran awal hanya beberapa meter saja.

Rhorom juga menjelaskan bahwa meteor yang telah mencapai permukaan Bumi tidak menimbulkan potensi bahaya. 

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 25 Januari 2021: Penyelidikan Kematian Roy Berlanjut

Meteor tersebut, dikatakannya, tidak mengandung unsur radioaktif yang membahayakan, mineral yang terkandung dalam meteor pun tidak berbahaya bagi lingkungan.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, sejumlah warga Buleleng Bali melaporkan adanya cahaya di langit diikuti suara dentuman keras pada 24 Januari 2021 sekitar pukul 11 WITA.

Sensor milik BMKG di Singaraja juga mendeteksi adanya anomali getaran sekitar 1,1 magnitudo selama sekitar 20 detik mulai pukul 10.27 WITA.

Baca Juga: Otak Dibalik Perampokan Uang 561 Juta di Jalan Krakatau VIII Berhasil Dibekuk Polrestabes Semarang

Melihat ke belakang, fenomena yang hampir serupa pernah terjadi pada 8 Oktober 2009. Saat itu warga Bone mendengar ledakan disertai getaran kaca-kaca rumah serta melihat penampakan melihat jejak asap di langit. 

Saat itu LAPAN menduga adanya meteor besar yang jatuh, yang kemudian dibuktikan oleh peneliti NASA yang menggunakan data infrasound.

Baca Juga: Kapolres Magelang Lantik Dua Kapolsek: Yang Sudah Baik Lanjutkan, Fokus Pada Tugas Pokok

Data infrasound pada waktu itu mengindikasikan adanya meteor jatuh dengan perkiraan ukuran diameter sekitar 10 meter.

Belakangan diketahui juga pada saat kejadian seismograf BMKG terdekat merekam getaran 1,9 magnitudo.

Baca Juga: Amyra Cemburu Kepada Kulfi, Berikut Sinopsis Kulfi Tayang di ANTV Senin 25 Januari 2021

Rhorom juga menambahkan bahwa sistem pemantauan orbit.sains.lapan.go.id tidak menunjukkan adanya benda artifisial atau sampah antariksa yang diperkirakan melintas rendah atau jatuh di wilayah Indonesia. 

Hal itu memperbesar kemungkinan bahwa kejadian yang teramati di Buleleng berkaitan dengan benda alamiah.

Meteor berukuran besar atau dikenal juga sebagai bolide atau fireball bisa jadi masuk ke atmosfer, terbakar, dan jatuh di dekat Buleleng.

Baca Juga: Warner Brothers Akhirnya Rilis Trailer Resmi Film Godzilla vs Kong

Dalam prosesnya, meteor tersebut dapat memicu gelombang kejut hingga suara dentuman yang bahkan terdeteksi oleh sensor gempa.

Sebagian besar meteor terbakar di atmosfer dan bisa jadi ada sebagian kecil yang tersisa dan jatuh ke permukaan Bumi (darat atau laut). 

Rhorom kemudian mengatakan apabila benar dentuman yang terjadi di Buleleng merupakan fenomena meteor jatuh berukuran besar, maka objek tersebut tidak berasosiasi dengan asteroid yang terdeteksi atau sudah dikatalogkan sebelumnya.***

Editor: Puspasari Setyaningrum

Sumber: ANTARANEWS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x