Ramai Dibahas Lagi Karena Gugatan Warga, Ini Fakta Terkait Tambang Emas Pulau Sangihe

- 2 Juli 2021, 06:15 WIB
Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara
Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara /ANTARA

Baca Juga: Jokowi Lakukan Siaran Pers, PPKM Darurat Covid-19 Jawa dan Bali Diberlakukan Mulai 3 Juli

Para aktivis menolak kegiatan tambang, LBH Manadao: Bukan urusan harga tanah

Rencana tambang ini mendapat penolakan keras dari para aktivis lingkungan mengingat Pulau Sangihe ini salah satu pulau kecil yang juga mempunyai kerentanan terhadap bencana alam.

"Sempat muncul pemberitaan bahwa penolakan masyarakat lokal adalah karena harga tanah yang dihargai terlalu murah (Rp 5.000 per meter persegi). Masalahnya bukan itu. Jika ada tambang, lalu masyarakat lokal ini mau dikemanakan? Di Sangihe juga terdampak sejumlah satwa endemik yang dikhawatirkan akan punah jika tambang ini ditersukan,: ujar Jackson Wenas dari LBH Manado dalam wawancara dengan Media Magelang 15 Juni 2021.

Warga lokal bernama Juli Takaliuang dari Save Sangihe Indonesia (SSI) dalam diskusi virtual yang diadakan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) pada 15 Juni lalu menyinggung soal luasan lahan yang akan dijadikan lokasi tambang.

"izin usaha produksi PT TMS luasannya 42.000 hektar yang mencakup tujuh kecamatan,80 kampung, dan jumlah penduduk sektar 58.000 jiwa. Jadi 57 persen wilayah sudah dicover PT TMS, kami sebagai putra putri Sangihe tidak akan rela sejengkal tanah menjadi lokasi tambang,: ujar Juli, menambahkan bahwa penolakan sudah masif di semua desa.

Juli menambahkan bahwa Pulau Sangihe adalah pulau yang ditetapkan BNPB sebagai salah satu pulau rawan bencana mengingat ada lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia, serta lempeng Sangihe dan lempeng Maluku.

Selain itu ada dua gunung api bawah laut; Gunung api bawah laut Banua Wuhu dan Gunung api bawah laut Mangehetang.

Ketua WALHI Sulawesi Utara Theodoron Baronc Victor Runtuwene dalam wawancaranya dengan Media Magelang pada 23 Juni 2021 juga menjelaskan kekayaan Pulau Sangihe.

"Tuna yang ekspor ke Jepang adalah dari Sangihe. Belum lagi hasil alam yang melimpah seperti rempah-rempah. Jauh sebelum pemerintah menyerukan kita untuk menanam, masyarakat Sangihe sudah melakukan hal tersebut," ujjar Theodoron.

Halaman:

Editor: Destri Ananda Prihatini

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah