Dilansir Media Magelang dari Antara, BPPTKG juga mencatat adanya 35 kali gempa guguran di gunung tersebut dengan amplitudo 3-24 mm dan durasi 11 detik.
Selanjutnya, ada satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 3mm dengan durasi 11 detik, tiga kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 3-17 mm dan durasi 7-9 detik.
Baca Juga: Waspadai Anosmia, Gejala Khas Covid-19 dengan Tanda Kehilangan Indera Penciuman dan Pengecap
Soal pengamatan visual, tidak terlihat asap yang keluar dari kawah dan puncak Gunung Merapi.
Cuaca di Gunung Merapi kemarin cerah berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang kea rah timur dengan suhu udara 22-27 derajat Celcius, kelembaban udara 62-74 persen dan tekanan udara 567-688 mmHg, serta volume curah hujan 16mm per hari.
BPPTKG belum merubah status Gunung Merapi sejak 5 November 2020, masih di level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diprediksikan masih dalam radius lima kilometer dari puncak.
Baca Juga: Dukung Komjen Pol Listyo Sigit, Ketua MUI Jateng: Kapolri Pilihan Presiden Selalu Tepat
Sebagaimana telah direkomendasikan BPPTKG, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk berhenti.
Pelaku wisata juga disarankan untuk tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.***