"Israel tidak hanya berpacu dengan waktu, tetapi juga menyambut presiden Amerika yang baru dengan paket proyek pemukiman ini," ujarnya.
Shtayyeh juga menyerukan diakhirinya serangan pemukim dan penghentian 'serangan pemukiman kolonialis' oleh Israel, serta menyerukan dunia untuk memikul tanggung jawabnya untuk mencapai solusi dua negara.
Sebelumnya, artikel ini sudah terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "AS Resmi Ganti Presiden, Palestina Desak Joe Biden Hentikan Pembangunan Permukiman Israel"
Keputusan Israel untuk membangun unit permukiman di atas tanah sengketa adalah yang kedua bulan ini.
Pada 11 Januari, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui pembangunan 800 unit permukiman di Tepi Barat yang diduduki.
Pembangunan pemukiman Yahudi meningkat empat kali lipat selama masa jabatan Presiden Donald Trump yang akan meninggalkan Gedung Putih pada hari ini Rabu, 20 Januari 2021.
Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur dianggap sebagai 'wilayah pendudukan' di bawah hukum internasional, menganggap semua permukiman Yahudi di sana ilegal.***(Pikiran Rakyat/Billy Mulya Putra)