Donald Trump Tidak Menyebut Nama Joe Biden Sebagai Penerusnya

- 20 Januari 2021, 08:41 WIB
Donald Trump dalam video perpisahannya sebagai presiden Amerika ke 45
Donald Trump dalam video perpisahannya sebagai presiden Amerika ke 45 /YouTube/White House

Media Magelang - Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump akhirnya meninggalkan Gedung Putih dengan sukarela setelah insiden yang melibatkan pendukungnya di Gedung Capitol.

Donald Trump mendapat banyak kritikan karena dianggap telah melakukan provokasi kepada pendukungnya untuk membatalkan hasil pemilu yang memenangkan Joe Biden dalam rapat senat di Gedung Capitol.

Sebelum meninggalkan Gedung Putih, Donald Trump berpidato sebagai tanda perpisahan. Pidatonya pada Selasa 19 Januari 2021 itu menjadi penutup pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat, sebelum digantikan Joe Biden.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Joe Biden Jadi Presiden AS, FBI Periksa Identitas 25.000 Anggota Garda Nasional

Dalam pidato tersebut, Donald Trump sempat menyinggung insiden penyerbuan Gedung Capitol oleh pendukungnya serta mendoakan penerusnya, Presiden AS terpilih Joe Biden.

Namun, dalam pidatonya tersebut Donald Trump tidak menyebut nama Joe Biden secara langsung sama sekali.

Donald Trump mengakui kalau seluruh masyarakat Amerika Serikat begitu 'ngeri' dengan kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol, Washington DC.

"Kekerasan politik adalah serangan terhadap apapun yang kita hargai sebagai warga AS. Itu takkan pernah bisa ditoleransi," kata Donald Trump dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Sky News.

Baca Juga: Joe Biden Jadi Presiden Amerika Serikat, Ini Harapan Palestina

"Seiring dengan persiapan saya menyerahkan kekuasaan pada pemerintahan baru, Rabu 20 Januari 2021 siang, saya ingin kalian tahu kalau gerakan kami baru saja dimulai. Tidak pernah ada yang seperti ini," ujar Donald Trump.

Donald Trump menyebut warga AS masih punya keyakinan pemerintah AS harus mampu melayani setiap kebutuhan masyarakat.

"Keyakinan bahwa negara harus melayani warganya takkan berkurang, tetapi hanya akan menguat dari hari ke hari," kata Donald Trump.

Dalam pidato perpisahan itu, Donald Trump membeberkan semua pencapaian yang dapat diraih pemerintahannya selama empat tahun terakhir.

Baca Juga: Hari Terakhir di Gedung Putih Donald Trump Pilih Bersembunyi dari Publik

Beberapa di antaranya ialah membangun 'ekonomi paling hebat' sepanjang masa, mengamankan kesepakatan damai bersejarah di Timur Tengah, mendesak anggota NATO lebih banyak berkontribusi secara finansial, mendorong banyak negara untuk melawan China yang 'tak pernah terjadi sebelumnya', dan tidak memulai satupun perang.

"Kami melakukan apa yang ingin kami lakukan di sini--dan masih banyak lagi," kata Donald Trump mengklaim.

Donald Trump juga ikut mendoakan kesuksesan pemerintahan baru di bawah Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden.

Baca Juga: Pelantikan Presiden AS Terpilih Joe Biden Dijaga Puluhan Ribu Pasukan Garda Nasional

Ia berharap pemerintahan Joe Biden bisa membuat AS tetap aman dan makmur, walaupun Donald Trump sama sekali tak menyebut nama lawan pemilunya itu.

"Agenda kita bukan soal kanan atau kiri, ini bukan tentang Partei Republik atau Partai Demokrat, tetapi masalah negara yang baik dan itu berarti seluruhnya," ucap Donald Trump.

Setelah itu, Donald Trump lagi-lagi mengklam pemerintahannya 'mengembalikan kekuatan AS di Tanah Air dan kepemimpinan AS di luar negeri' serta dia telah 'membangun ekonomi terhebat sepanjang sejarah dunia'.

Dilansir Media Magelang dari Pikiran Rakyat "Ogah Sebut Nama Joe Biden saat Pamit dari Gedung Putih, Donald Trump: Gerakan Kami Baru Saja Dimulai" Donald Trump juga mengungkapkan kekesalannya terhadap PBB dan negara-negara anggota NATO.

"Kami mengklaim ulang kedaulatan kita dengan berdiri untuk AS di PBB dan menarik diri dari kesepakatan global yang sepihak, yang tak pernah sesuai dengan kepentingan kita," kata dia.

"Dan negara-negara NATO kini membayar jutaan miliar dolar lebih besar ketimbang sebelum saya tiba (menjadi Presiden AS) beberapa tahun lalu," ujar Donald Trump.

Baca Juga: Kantor Sekretaris Pers Gedung Putih Rilis Jadwal Hari Terakhir Donald Trump

Donald Trump menuding seluruh dunia selama ini tidak adil terhadap AS sehingga harus membalas budi yang telah diberikan.

"Ini sangat tidak adil. Kita membayar biaya ini untuk seluruh dunia. Kini, seluruh dunia membantu kita," tandas Donald Trump, sebelum digantikan oleh Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat.***(Pikiran Rakyat/Mahbub Ridhoo Maulaa)

Editor: Permadi Suntama

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x