Hal ini lantaran infeksi Covid-19 yang terus meningkat dan varian virus yang menular menyebar dengan cepat.
Sementara itu, sekolah-sekolah di Eropa juga kembali ditutup mengingat anak-anak bisa jadi faktor penyebaran virus Covid-19.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta di RCTI Malam Ini: Andin Sudah Tak Mau Melihat Aldebaran
Penutupan tersebut dilakukan di banyak negara Eropa termasuk Jerman, Irlandia, Austria, Denmark, dan Belanda.
Penutupan sekolah juga dilakukan untuk mengantisipasi varian virus Covid-19 baru yang disebut lebih menular dan pertama kali terdeteksi di Inggris.
“Pada gelombang kedua kami memperoleh lebih banyak bukti bahwa anak-anak sekolah hampir sama, jika tidak lebih terinfeksi oleh SARS-CoV-2 daripada yang lain,” ujar Antoine Flahault, direktur Institute Kesehatan Global Universitas Jenewa dikutip Media Magelang dari The Wall Street Journal Jumat 22 Januari 2021.
Baca Juga: Pakai NIK KTP login eform.bri.co.id/bpum, Segera Cek Kelolosan Banpres BLT UMKM Rp2,4 Juta
Penutupan aktivitas sekolah dilakukan berdasarkan studi dan wabah terbaru yang menunjukkan bahwa anak-anak sekolah, bahkan yang lebih muda dapat menjadi pebawa virus dan menyebarkannya ke banyak orang. Dengan kata lain, para siswa ini dapat memainkan peran penting dalam menyebarkan infeksi Covid-19 lebih luas.
Oleh karenanya, Uni Eropa pun mengusulkan adanya zona warna baru merah tua untuk wilayah-wilayah yang memiliki banyak kasus dan harus melakukan pembatasan perjalanan dengan ketat.***