Sleep Walking atau Tidur Berjalan: Penjelasan Ilmiah dan Fenomena Terkait

- 23 Mei 2023, 18:20 WIB
Sleep Walking atau Tidur Berjalan: Penjelasan Ilmiah dan Fenomena Terkait /
Sleep Walking atau Tidur Berjalan: Penjelasan Ilmiah dan Fenomena Terkait / /Pexels/ Andrea Piacquadio
 
Media Magelang - Tidur berjalan, juga dikenal sebagai somnambulisme, merupakan fenomena di mana seseorang melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan, berbicara, atau melakukan tindakan kompleks lainnya, ketika mereka sebenarnya sedang tertidur. 
 
Meskipun terlihat aneh dan misterius, tidur berjalan sebenarnya dapat dijelaskan melalui berbagai penelitian ilmiah. 
 
Artikel ini akan menjelaskan tentang tidur berjalan dan melibatkan beberapa sumber terpercaya untuk mendukung penjelasan ilmiahnya.
 
 
Penjelasan Ilmiah Tentang Tidur Berjalan:
 
1. Definisi dan Prevalensi:
 
Tidur berjalan, atau somnambulisme, adalah gangguan tidur yang termasuk dalam kategori parasomnia. 
 
Parasomnia adalah gangguan yang mempengaruhi perilaku dan aktivitas selama tidur. 
 
 
Menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM), sekitar 1-15% populasi dunia mengalami tidur berjalan, dengan puncak terjadi pada usia kanak-kanak dan remaja.
 
Sumber: American Academy of Sleep Medicine. (2014). International Classification of Sleep Disorders - Third Edition (ICSD-3).
 
2. Faktor Pemicu:
 
Beberapa faktor dapat memicu terjadinya tidur berjalan, termasuk:
 
a. Keturunan: Tidur berjalan dapat berhubungan dengan faktor genetik. Jika salah satu atau kedua orang tua mengalami tidur berjalan, kemungkinan anak mereka juga akan mengalaminya.
 
b. Stres: Stres dan kecemasan dapat menjadi faktor pemicu tidur berjalan pada individu yang rentan. Situasi emosional yang intens atau perubahan yang signifikan dalam kehidupan seseorang dapat memicu terjadinya tidur berjalan.
 
c. Kurang tidur: Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya tidur berjalan. Gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea atau sindrom kaki gelisah, juga dapat berkontribusi pada tidur berjalan.
 
Sumber: Mahowald, M. W., & Schenck, C. H. (2005). Insights from studying human sleep disorders. Nature, 437(7063), 1279-1285.
 
3. Mekanisme di Balik Tidur Berjalan:
 
Tidur berjalan terjadi saat seseorang berada di tahap tidur yang dalam, terutama pada periode Non-REM (rapid eye movement) saat tidur. 
 
Pada tahap ini, otak memicu sejumlah respons otomatis dan aktivitas motorik yang kompleks, sementara kesadaran dan kemampuan untuk mengontrol gerakan tetap terganggu.
 
Sumber: Ohayon, M. M., Priest, R. G., Zulley, J., & Smirne, S. (2000). The prevalence of sleepwalking: A general population study. Sleep Medicine, 1(1), 41-50.
 
4. Durasi dan Keamanan:
 
Kebanyakan episode tidur berjalan hanya berlangsung beberapa menit, tetapi dalam beberapa kasus, dapat berlangsung hingga 30 menit atau lebih. 
 
Walaupun biasanya tidak membahayakan, tidur berjalan dapat memunculkan risiko cedera fisik jika orang yang sedang tidur berjalan berinteraksi dengan objek tajam atau berbahaya. 
 
Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang aman bagi individu yang mengalami tidur berjalan.
 
Sumber: American Academy of Sleep Medicine. (2005). The International Classification of Sleep Disorders – Second Edition (ICSD-2).
 
Tidur berjalan, atau somnambulisme, adalah fenomena tidur yang terjadi pada sebagian kecil populasi. 
 
Hal ini dapat dijelaskan melalui faktor genetik, stres, dan kurang tidur. Meskipun tidur berjalan umumnya tidak berbahaya, perlu diambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko cedera fisik. 
 
Penjelasan ilmiah dan penelitian tentang tidur berjalan membantu meningkatkan pemahaman kita tentang fenomena ini dan membantu individu yang mengalaminya.***
 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x