Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, sejumlah warga Buleleng Bali melaporkan adanya cahaya di langit diikuti suara dentuman keras pada 24 Januari 2021 sekitar pukul 11 WITA.
Sensor milik BMKG di Singaraja juga mendeteksi adanya anomali getaran sekitar 1,1 magnitudo selama sekitar 20 detik mulai pukul 10.27 WITA.
Baca Juga: Otak Dibalik Perampokan Uang 561 Juta di Jalan Krakatau VIII Berhasil Dibekuk Polrestabes Semarang
Melihat ke belakang, fenomena yang hampir serupa pernah terjadi pada 8 Oktober 2009. Saat itu warga Bone mendengar ledakan disertai getaran kaca-kaca rumah serta melihat penampakan melihat jejak asap di langit.
Saat itu LAPAN menduga adanya meteor besar yang jatuh, yang kemudian dibuktikan oleh peneliti NASA yang menggunakan data infrasound.
Baca Juga: Kapolres Magelang Lantik Dua Kapolsek: Yang Sudah Baik Lanjutkan, Fokus Pada Tugas Pokok
Data infrasound pada waktu itu mengindikasikan adanya meteor jatuh dengan perkiraan ukuran diameter sekitar 10 meter.
Belakangan diketahui juga pada saat kejadian seismograf BMKG terdekat merekam getaran 1,9 magnitudo.
Baca Juga: Amyra Cemburu Kepada Kulfi, Berikut Sinopsis Kulfi Tayang di ANTV Senin 25 Januari 2021
Rhorom juga menambahkan bahwa sistem pemantauan orbit.sains.lapan.go.id tidak menunjukkan adanya benda artifisial atau sampah antariksa yang diperkirakan melintas rendah atau jatuh di wilayah Indonesia.