Baca Juga: Panduan Membuat Paspor via Online: Syarat, Biaya Pembuatan, dan Alur Pendaftaran
Sebelumnya, BPPTKG juga mencatat tiga kali awan panas guguran telah keluar dari kawah Merapi kemarin, Senin 25 Januari 2021 malam dengan jarak luncur 600-1.000 meter. Sedangkan guguran lava pijar juga terjadi selama 14 kali ke barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong dengan jarak luncur 300-700 meter.
Berdasarkan data sepekan, BPPTKG masih menyimpulkan aktivitas gunung yang cukup tinggi sehingga tidak ada perubahan status. Gunung Merapi tetap di level III atau Siaga sejak 5 November 2020 lalu.
Melalui akun Twitter BPPTKG (@BPPTKG), diprediksikan bahwa potensi bahaya dari erupsi Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.— BPPTKG (@BPPTKG) January 26, 2021
Baca Juga: PPKM Tahap Pertama Selesai Dilakukan, Ganjar Pranowo Sebut Tren Masyarakat Jateng Cukup Bagus
Lontaran material vulkanik juga diprediksikan bisa terjadi apabila ada letusan erupsi eksplosif yang dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Masyarakat pun diminta untuk tetap waspada terhadap potensi-potensi bahaya erupsi merapi tersebut, dan menghentikan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Sejak 5 November 2020 lalu, BPPTKG telah menetapkan status Gunung Merapi di level III atau Siaga. Belum adanya penurunan aktivitas menjadikan gunung yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut masih di level tersebut.***