Imbas Konflik Gaza, Massa di Dagestan Serang Pesawat dari Israel

- 1 November 2023, 18:14 WIB
Ratusan orang menyerbu Bandara Makhachkala Dagestan Rusia menghadang kedatangan pesawat Rusia Red Wings dari Tel Aviv Israel Minggu 29 Oktober 2023 .
Ratusan orang menyerbu Bandara Makhachkala Dagestan Rusia menghadang kedatangan pesawat Rusia Red Wings dari Tel Aviv Israel Minggu 29 Oktober 2023 . / /Tangkapanlayar YouTube Kanal13
 
Media Magelang - Konflik di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas Palestina berimbas ke berbagai sektor pemerintahan, bisnis, dan juga lapisan masyarakat.
 
Salah satu imbas dari konflik Israel dan Hamas Palestina itu terjadi di Dagestan, Rusia.
 
Dilaporkan, massa di Dagestan, Rusia yang berjumlah ratusan menyerang sebuah pesawat yang baru saja datang dari Israel.
 
Peristiwa penyerangan itu terjadi pada Minggu 29 Oktober 2023 di bandara utama wilayah Dagestan, yaitu Bandara Makhachkala.
 
 
Ratusan massa tersebut dikabarkan berhasil mencapai landasan pacu Bandara Makhachkala, sebelum akhirnya berhasil dihalau oleh petugas keamanan.
 
"Lebih dari 150 peserta aktif dalam kerusuhan telah diidentifikasi, 60 di antaranya telah ditangkap," kata Kementerian Dalam Negeri Rusia dikutip dari Aljazeera.
 
Sembilan petugas polisi terluka dalam bentrokan dengan massa di bandara itu,  termasuk dua orang yang menerima perawatan di rumah sakit.
 
Laporan berita lokal mengatakan, pesawat yang diserang oleh ratusan massa itu adalah milik maskapai penerbangan Rusia, Red Wings, yang baru saja tiba dari Israel.
 
Rekaman media sosial menunjukkan, para penumpang yang ketakutan bergegas masuk kembali ke dalam pesawat di tengah keributan di landasan pacu Bandara Makhachkala.
 
Dalam video tersebut juga diperlihatkan ratusan massa yang melakukan serangan itu tampak sedang mendobrak pintu kaca, dan berlarian di bandara dengan beberapa orang meneriakkan slogan-slogan anti-Yahudi. 
 
Di lapangan pendaratan, beberapa orang terlihat melambaikan bendera Palestina, dan yang lainnya memeriksa paspor para penumpang yang datang.
 
Beberapa saluran Telegram lokal juga menunjukkan foto dan video puluhan orang yang menunggu di luar bandara, yang tampak sedang menghentikan mobil-mobil yang berlalu lalang.
 
Sementara itu, kelompok lain terlihat mencoba menggulingkan sebuah truk patroli. 
 
Di sisi lain, seorang pengunjuk rasa terlihat dalam video tersebut sedang memegang sebuah papan bertuliskan: "Pembunuh anak tidak memiliki tempat di Dagestan".
 
Insiden penyerangan ini terjadi ketika Israel terus melancarkan operasi darat yang lebih luas di dalam Jalur Gaza, Palestina, bahkan ketika pengeboman udara terus berlanjut. 
 
Para pejabat di Gaza mengatakan lebih dari 8.000 warga Palestina, termasuk 3.324 anak-anak telah terbunuh sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, tepatnya ketika Hamas, kelompok yang menguasai daerah kantong yang terkepung itu melancarkan serangan mendadak ke dalam wilayah Israel. 
 
Sedikitnya 1.400 warga Israel dan warga negara asing telah terbunuh dalam serangan Hamas, sebagaimana dikatakan oleh para pejabat Israel.
 
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Minggu malam, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel mengharapkan otoritas penegak hukum Rusia untuk melindungi keamanan semua warga negara Israel dan orang Yahudi di mana pun mereka berada, dan bertindak tegas terhadap para perusuh, dan terhadap hasutan liar yang ditujukan kepada orang Yahudi dan Israel.
 
Sebelumnya, pada hari Minggu, kantor berita RIA Novosti melaporkan bahwa sebuah pusat Yahudi di kota Nalchik, di republik Kabardino-Balkaria telah dibakar.
 
Beberapa media Israel melaporkan, mengutip pejabat keamanan Israel, bahwa para penumpang Israel diisolasi dan dijaga di bandara Makhachkala setelah insiden penyerangan di Dagestan. 
 
Menurut laporan tersebut, rencananya mereka akan diterbangkan langsung ke Moskow.
 
Himbauan untuk Tenang
 
Badan penerbangan sipil Rusia, Rosaviatsia melaporkan pada hari Minggu malam, bahwa lapangan terbang tersebut telah dibersihkan dari orang-orang yang tidak berkepentingan, namun untuk sementara waktu bandara tersebut akan tetap ditutup untuk pesawat yang datang hingga 6 November 2023.
 
Sementara menyuarakan dukungan untuk Gaza, pemerintah daerah di Dagestan yang mayoritas penduduknya beragama Islam, mengimbau warganya untuk tetap tenang dan tidak ikut serta dalam aksi protes.
 
Pemerintah memperingatkan para pengunjuk rasa melalui Telegram untuk tidak melanjutkan tindakan ilegal, dan tidak mengganggu pekerjaan karyawan bandara.
 
“Tidak mudah bagi kita semua untuk berdiri dan menyaksikan pembantaian yang tidak berperikemanusiaan terhadap penduduk sipil (rakyat Palestina). Pada saat yang sama, kami mendesak penduduk republik untuk tidak menyerah pada provokasi kelompok-kelompok yang merusak dan tidak menciptakan kepanikan di masyarakat,” tambah pemerintah Dagestan.
 
Mufti Agung Dagestan, Syekh Akhmad Afandi juga meminta warganya untuk menghentikan kerusuhan di bandara.
 
"Kalian keliru. Masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan cara seperti ini. Kami memahami dan merasakan kemarahan Anda dengan sangat menyakitkan... Kami akan menyelesaikan masalah ini dengan cara yang berbeda. Tidak dengan unjuk rasa, tapi dengan cara yang tepat. Kesabaran dan ketenangan maksimal untuk Anda," kata Syekh Akhmad Afandi dalam sebuah video yang dipublikasikan di Telegram.
 
Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengutuk insiden tersebut dan mengatakan, bahwa Amerika Serikat dengan tegas mendukung seluruh komunitas Yahudi saat terjadi lonjakan antisemitisme di seluruh dunia.
 
Konflik yang terjadi di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas Palestina telah berimbas hingga ke Rusia, tepatnya di Dagestan, di mana ratusan massa menyerang sebuah pesawat baru saja tiba dari Israel.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x