Imbas Serangan Brutal ke Tepi Barat, Warga Israel Dilarang Masuk ke Belgia

- 12 Desember 2023, 17:17 WIB
Tentara Isreal terlihat di dekat perbatasan Jalur Gaza di wilayah selatan Israel, Minggu, 10 Desember 2023.
Tentara Isreal terlihat di dekat perbatasan Jalur Gaza di wilayah selatan Israel, Minggu, 10 Desember 2023. /AP Photo/Leo Correa
 
Media Magelang - Belgia melarang para warga Israel untuk masuk ke negara Eropa tersebut.
 
Larangan Belgia itu merupakan imbas dari serangan brutal yang dilakukan oleh tentara Israel di Tepi Barat (West Bank), Palestina.
 
Larangan yang diberlakukan bagi warga Israel itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Belgia Alexander de Croo, Rabu 6 Desember 2023 sebagaimana dilansir dari New Arab.
 
Alexander de Croo menekankan, bahwa tindak kekerasan terhadap warga sipil pasti memiliki konsekuensi.
 
 
Pernyataan Perdana Menteri Belgia itu mengacu pada warga Palestina di Tepi Barat yang menjadi sasaran serangan, pelecehan, dan bentuk-bentuk kebrutalan lainnya oleh tentara Israel di wilayah pendudukan.
 
Alexander de Croo membuat deklarasi tersebut dalam sebuah pidato di Universitas Ghent.
 
Ia mengatakan, bahwa keputusan untuk melarang para warga Israel masuk ke Belgia muncul ketika Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan larangan perjalanan bagi individu, yang dituduh mengambil bagian dalam tindak kekerasan di Tepi Barat.
 
"Kami akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam langkah-langkah sanksi ini, dan kami akan mendorong Uni Eropa untuk mengikutinya," kata Alexander de Croo.
 
Langkah pemberian sanksi terhadap para warga Israel ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Washington DC, meskipun para kritikus mengatakan bahwa keputusan tersebut sedikit terlambat, dan kemungkinan tidak berhasil, mengingat tingkat kekerasan di Tepi Barat tahun ini semakin parah.
 
Sayangnya, setiap individu yang memiliki warga negara ganda Israel-Amerika sama sekali tidak terpengaruh oleh larangan perjalanan tersebut.
 
Sanksi terhadap para warga Israel muncul ketika serangan tentara Israel meningkat di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023.
 
Lebih dari 250 warga Palestina telah terbunuh di wilayah pendudukan dalam dua bulan terakhir, sementara serangan Israel telah menewaskan lebih dari 16.000 warga Palestina di Gaza sejak pecahnya perang.
 
Dalam pidatonya, Alexander de Croo juga menegaskan tuntutan Belgia untuk menahan diri di Jalur Gaza, menghormati hukum kemanusiaan internasional, serta membuka akses kemanusiaan tanpa hambatan.
 
Pada November 2023, Alexander de Croo menyarankan agar Uni Eropa mempertimbangkan untuk melarang para warga Israel yang menyerukan kekerasan terhadap warga Palestina untuk memasuki benua Eropa. 
 
Perdana Menteri Belgia tersebut mengatakan, kurangnya tindakan tegas kepada para warga Israel di Tepi Barat adalah sikap yang tidak dapat diterima.
 
Bulan lalu, Alexander de Croo mengutuk pengeboman Israel atas beberapa kamp pengungsi di Jalur Gaza, dan menyebutnya sebagai serangan brutal yang tidak memiliki aturan.
 
Terlepas dari kritik terhadap kekerasan Israel di Gaza dan Tepi Barat, Belgia sebenarnya telah menyatakan dukungannya terhadap hak-hak Israel untuk mempertahankan diri.
 
Israel telah melancarkan kampanye militer yang ganas di Gaza sejak 7 Oktober lalu, tanpa pandang bulu membombardir bangunan tempat tinggal, rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur penting lainnya. 
 
Sedikitnya 16.248 warga Palestina telah terbunuh oleh serangan Israel, termasuk ribuan wanita dan anak-anak.
 
Ribuan orang juga dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan, di tengah kekhawatiran akan penyebaran penyakit yang dapat meningkatkan jumlah korban jiwa di wilayah yang dilanda perang tersebut.
 
Dari keterangan tersebut diketahui, para warga Israel diberi sanksi dilarang masuk ke Belgia, yang mana hal ini merupakan imbas dari serangan brutal yang dilakukan oleh Israel di Tepi Barat.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x