Miris! 69 Juta Anak di 40 Negara Terkaya Hidup dalam Kemiskinan

- 12 Desember 2023, 20:00 WIB
Logo UNICEF/Twitter.com
Logo UNICEF/Twitter.com /
 
Media Magelang - Kehidupan anak-anak di negara-negara terkaya ternyata tidak selalu bahagia dan bergelimang uang.
 
Hal itu diperlihatkan dengan bukti miris yang diungkapkan oleh UNICEF di 40 negara terkaya di dunia.
 
UNICEF mengungkapkan, sekitar 69 juta anak di 40 negara terkaya di dunia justru hidup dalam kemiskinan.
 
Laporan itu dirilis oleh UNICEF pada Rabu 6 Desember 2023, sebagaimana dilansir dari Arab News.
 
 
Dalam laporan itu juga disebutkan, UNICEF mengecam Inggris dan Prancis yang ternyata menyimpan banyak kehidupan miskin di balik megahnya dua negara Eropa tersebut.
 
Tingkat kemiskinan anak pada periode 2012 hingga 2014, dan 2019 hingga 2021 sempat mengalami penurunan, yaitu sekitar delapan persen di 40 negara terkaya di Uni Eropa, dan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), di mana Inggris dan Prancis menjadi anggotanya.
 
"Ini setara dengan sekitar 6 juta anak dari total populasi anak sebesar 291 juta," kata UNICEF Innocenti, badan penelitian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
 
Namun, pada akhir tahun 2021, masih ada lebih dari 69 juta anak yang hidup dalam kemiskinan di 40 negara terkaya tersebut.
 
"Bagi sebagian besar anak, ini berarti mereka mungkin tumbuh tanpa makanan bergizi yang cukup, pakaian, perlengkapan sekolah, atau tempat yang hangat untuk disebut rumah," kata Bo Viktor Nylund dari UNICEF Innocenti, yang menyoroti dampak perjuangan tersebut terhadap kesehatan fisik dan mental anak muda.
 
Angka kemiskinan anak yang ditunjukkan oleh UNICEF didasarkan pada kemiskinan relatif, yaitu sekitar 60 persen dari pendapatan rata-rata nasional, yang sering digunakan di negara-negara maju untuk menentukan tingkat kemiskinan mereka.
 
Laporan ini menyerukan tindakan untuk memastikan kesejahteraan anak-anak dan kemauan politik di antara negara-negara yang disurvei, dengan menekankan bahwa kekayaan suatu negara tidak secara otomatis mengangkat anak-anaknya dari kemiskinan.
 
Sejak tahun 2012, kemunduran terbesar terjadi di beberapa negara terkaya.
 
Inggris mengalami lonjakan 19,6 persen dalam hal kemiskinan anak, atau setengah juta anak tambahan, dan Prancis naik 10,4 persen.
 
Di Amerika Serikat, jumlah anak miskin turun 6,7 persen, tetapi lebih dari satu dari empat anak masih hidup dalam kemiskinan.
 
Dan tingkat kemiskinan pada tahun 2019 hingga 2021 dua kali lebih tinggi dari Denmark, negara dengan pendapatan per kapita yang sama.
 
Dengan menggarisbawahi hubungan antara kemiskinan anak dan ketidaksetaraan ekonomi, laporan UNICEF ini juga menyoroti risiko kemiskinan yang lebih besar bagi anak-anak dari keluarga dengan orang tua tunggal, serta latar belakang minoritas.
 
Di Amerika Serikat, 30 persen anak-anak Afrika-Amerika, dan 29 persen anak-anak penduduk asli Amerika hidup di bawah garis kemiskinan nasional, dibandingkan dengan hanya satu dari sepuluh anak kulit putih non-Hispanik.
 
Di Uni Eropa, seorang anak dengan orang tua berkewarganegaraan non-Uni Eropa memiliki kemungkinan 2,4 kali lebih besar untuk hidup dalam kemiskinan.
 
Dari laporan yang diungkapkan oleh UNICEF diketahui kenyataan miris, bahwa sekitar 69 juta anak di 40 negara terkaya di dunia ternyata hidup dalam kemiskinan.***
 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x